Pejabat Kesayangannya Meninggal usai Disuntik Obat China, Kim Jong-un Marah Besar
loading...
A
A
A
Ketika Kim Jong-un mengetahui bahwa pejabat kesayangannya itu diberi suntikan obat China, dia memerintahkan larangan total penggunaan obat-obatan China di rumah sakit besar di Pyongyang.
Kim dilaporkan menyatakan kesedihan karena kehilangan "pejabat berbakat" seperti itu, yang pernah menjadi pegawai pemerintah yang terpercaya, dan memerintahkan agar produk medis China "dikeluarkan" dari semua rumah sakit besar di Pyongyang.
Dia juga memerintahkan agar semua sampel vaksin COVID-19 buatan China dihapus dari analisis yang sedang berlangsung dan kegiatan penelitian yang berfokus pada produksi vaksin COVID-19 negara itu sendiri.
Namun, masih belum jelas mengapa pria itu meninggal, meskipun fakta bahwa dia meninggal setelah mendapatkan suntikan cocarboxylase.
Namun pihak berwenang saat ini sedang menyelidiki melalui perusahaan perdagangan mana dosis cocarboxylase diimpor.
Selama penyelidikan, pihak berwenang juga menemukan bahwa rumah sakit besar Pyongyang tidak menyimpan berbagai jenis obat dengan benar.
Staf medis telah menyimpan obat tanpa mendinginkannya, dan ada kasus di mana obat-obatan disimpan di lemari es atau freezer yang tidak disuplai oleh listrik.
Investigasi telah menemukan tanda-tanda bahwa Korea Utara akan mengalami kesulitan dalam mengangkut dan menyimpan vaksin ketika menerimanya dari luar negeri.
“Tidak memiliki fasilitas penyimpanan di fasilitas medis akan menjadi masalah ketika negara tersebut menerima vaksin dari Organisasi Kesehatan Dunia [WHO],” kata sumber di Korea Utara. "Saya sadar bahwa WHO juga tahu tentang masalah ini."
Kim dilaporkan menyatakan kesedihan karena kehilangan "pejabat berbakat" seperti itu, yang pernah menjadi pegawai pemerintah yang terpercaya, dan memerintahkan agar produk medis China "dikeluarkan" dari semua rumah sakit besar di Pyongyang.
Dia juga memerintahkan agar semua sampel vaksin COVID-19 buatan China dihapus dari analisis yang sedang berlangsung dan kegiatan penelitian yang berfokus pada produksi vaksin COVID-19 negara itu sendiri.
Namun, masih belum jelas mengapa pria itu meninggal, meskipun fakta bahwa dia meninggal setelah mendapatkan suntikan cocarboxylase.
Namun pihak berwenang saat ini sedang menyelidiki melalui perusahaan perdagangan mana dosis cocarboxylase diimpor.
Selama penyelidikan, pihak berwenang juga menemukan bahwa rumah sakit besar Pyongyang tidak menyimpan berbagai jenis obat dengan benar.
Staf medis telah menyimpan obat tanpa mendinginkannya, dan ada kasus di mana obat-obatan disimpan di lemari es atau freezer yang tidak disuplai oleh listrik.
Investigasi telah menemukan tanda-tanda bahwa Korea Utara akan mengalami kesulitan dalam mengangkut dan menyimpan vaksin ketika menerimanya dari luar negeri.
“Tidak memiliki fasilitas penyimpanan di fasilitas medis akan menjadi masalah ketika negara tersebut menerima vaksin dari Organisasi Kesehatan Dunia [WHO],” kata sumber di Korea Utara. "Saya sadar bahwa WHO juga tahu tentang masalah ini."