Tak Terima Ditegur Kecilkan Volume Ponsel, Pria China Hajar Penumpang Subway
loading...
A
A
A
BEIJING - Sebuah rekaman CCTV menangkap detik-detik saat seorang penumpang kereta bawah tanah (subway) di China yang tampak marah meninju wajah seorang penumpang lainnya setelah diberitahu untuk mengecilkan volume ponselnya.
Ditangkap karena penyerangan dan dipenjara selama lima hari, pria tersebut sejak itu muncul dalam video viral yang dirilis oleh pihak kepolisian kota pelabuhan Shanghai, China timur pada hari Kamis.
Dalam klip tersebut, penumpang kereta api yang bak bang jago itu, diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya Zhao, terlihat menonton video di ponselnya sambil berdiri di tengah gerbong yang penuh sesak selama perjalanan di pagi hari.
Menurut laporan oleh Biro Keamanan Umum Shanghai, pria itu kemudian didekati oleh seorang pemuda, bermarga Ni, yang menepuk lengannya dan memintanya untuk mengecilkan suara videonya.
Namun, rekaman yang sekarang dilihat lebih dari empat juta kali di media sosial China menunjukkan Zhao tampak mengabaikan penumpang lain, sebelum terpotong ke adegan dia meninju Ni karena memaksa. Zhao melayangkan bogem mentahnya ke sisi kanan wajah Ni.
Sejumlah penumpang di gerbong terkejut dengan insiden kekerasan tersebut, namun Ni tidak membalas dan malah mengeluarkan ponselnya sendiri untuk melaporkan penyerangan tersebut, menurut rekaman itu.
Pengguna media sosial di Weibo, platform mikroblog yang mirip dengan Twitter, bersimpati dengan Ni yang tidak membalas aksi pemukulan melainkannya langsung melaporkan ke polisi.
"Pemuda itu melakukan hal yang benar. Alih-alih membalas, dia langsung menelepon polisi," kata seorang pengguna Weibo.
"Saya bahkan tidak akan mencoba mengoreksinya. Seseorang yang bersedia menerima koreksi tidak akan memutar video itu dengan suara keras sejak awal. Panggil saja staf metro dan minta mereka menangani masalah ini," tambah yang kedua.
"Memutar suara di depan umum benar-benar menjengkelkan," komentar netizen yang lain seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (2/4/2021).
Pihak Shanghai Metro sejatinya telah melarang pemutaran musik atau video dengan suara keras di gerbong kereta sejak peraturan baru diperkenalkan pada 1 Desember tahun lalu. Pedoman tersebut — yang diperkenalkan demi pertimbangan publik — juga telah diterapkan di kota-kota besar lainnya seperti Hangzhou, ibu kota provinsi Zhejiang di China timur.
Mengumumkan penahanan Zhao setelah insiden 11 Maret, polisi Shanghai juga menunjukkan rekaman Zhao duduk di ruang interogasi dengan tangan menutupi wajahnya.
Pihak berwenang mengatakan serangan itu terjadi di Jalur 1 Shanghai Metro, yang mencatat angka penumpang harian rata-rata lebih dari 12 juta.
Ada 143 kasus serangan fisik di Metro Shanghai sejak awal tahun, yang mengakibatkan 121 penangkapan, kata laporan polisi.
Tidak jelas apakah Ni menderita luka parah akibat pukulan itu.
"Jangan berkelahi," tulis polisi Shanghai. "Jika kalah, Anda berakhir di rumah sakit; jika Anda menang, Anda berakhir di penjara," sambung peringatan itu.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
Ditangkap karena penyerangan dan dipenjara selama lima hari, pria tersebut sejak itu muncul dalam video viral yang dirilis oleh pihak kepolisian kota pelabuhan Shanghai, China timur pada hari Kamis.
Dalam klip tersebut, penumpang kereta api yang bak bang jago itu, diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya Zhao, terlihat menonton video di ponselnya sambil berdiri di tengah gerbong yang penuh sesak selama perjalanan di pagi hari.
Menurut laporan oleh Biro Keamanan Umum Shanghai, pria itu kemudian didekati oleh seorang pemuda, bermarga Ni, yang menepuk lengannya dan memintanya untuk mengecilkan suara videonya.
Namun, rekaman yang sekarang dilihat lebih dari empat juta kali di media sosial China menunjukkan Zhao tampak mengabaikan penumpang lain, sebelum terpotong ke adegan dia meninju Ni karena memaksa. Zhao melayangkan bogem mentahnya ke sisi kanan wajah Ni.
Sejumlah penumpang di gerbong terkejut dengan insiden kekerasan tersebut, namun Ni tidak membalas dan malah mengeluarkan ponselnya sendiri untuk melaporkan penyerangan tersebut, menurut rekaman itu.
Pengguna media sosial di Weibo, platform mikroblog yang mirip dengan Twitter, bersimpati dengan Ni yang tidak membalas aksi pemukulan melainkannya langsung melaporkan ke polisi.
"Pemuda itu melakukan hal yang benar. Alih-alih membalas, dia langsung menelepon polisi," kata seorang pengguna Weibo.
"Saya bahkan tidak akan mencoba mengoreksinya. Seseorang yang bersedia menerima koreksi tidak akan memutar video itu dengan suara keras sejak awal. Panggil saja staf metro dan minta mereka menangani masalah ini," tambah yang kedua.
"Memutar suara di depan umum benar-benar menjengkelkan," komentar netizen yang lain seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (2/4/2021).
Pihak Shanghai Metro sejatinya telah melarang pemutaran musik atau video dengan suara keras di gerbong kereta sejak peraturan baru diperkenalkan pada 1 Desember tahun lalu. Pedoman tersebut — yang diperkenalkan demi pertimbangan publik — juga telah diterapkan di kota-kota besar lainnya seperti Hangzhou, ibu kota provinsi Zhejiang di China timur.
Mengumumkan penahanan Zhao setelah insiden 11 Maret, polisi Shanghai juga menunjukkan rekaman Zhao duduk di ruang interogasi dengan tangan menutupi wajahnya.
Pihak berwenang mengatakan serangan itu terjadi di Jalur 1 Shanghai Metro, yang mencatat angka penumpang harian rata-rata lebih dari 12 juta.
Ada 143 kasus serangan fisik di Metro Shanghai sejak awal tahun, yang mengakibatkan 121 penangkapan, kata laporan polisi.
Tidak jelas apakah Ni menderita luka parah akibat pukulan itu.
"Jangan berkelahi," tulis polisi Shanghai. "Jika kalah, Anda berakhir di rumah sakit; jika Anda menang, Anda berakhir di penjara," sambung peringatan itu.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
(ian)