Pria Asia Dipukuli Hingga Pingsan di Subway, Penumpang Lain Hanya Menonton

Rabu, 31 Maret 2021 - 17:34 WIB
loading...
Pria Asia Dipukuli Hingga...
Seorang pria keturunan Asia dipukuli hingga pingsan di Subway, sementara penumpang lain hanya menonton. Foto/Russia Today
A A A
NEW YORK - Aksi penyerangan terhadap orang Asia di Amerika Serikat (AS) terus terjadi. Kali ini menimpa seorang pria yang menjadi bulan-bulanan dipukuli oleh orang tidak dikenal di kereta bawah tanah (subway) menuju Manhattan.

Sebuah video yang telah ditonton 3,7 juta kali, menunjukkan wajah pria itu dipukul dan didorong ke belakang kursi. Penyerang juga meninju kepalanya setidaknya 30 kali, lalu mengangkatnya dari belakang dan mencekiknya hingga pingsan. Setelah tubuh korban lemas, penyerang mendorong kepalanya ke kursi, dan dia jatuh ke lantai dan kepalanya terbentur.

Hal yang menjadi perhatian adalah tidak ada satu pun penumpang di gerbong subway yang penuh itu membantu korban. Beberapa pria muda terlihat di video menjulurkan leher mereka untuk melihat lebih jelas kepada pria Asia yang sedang dipukuli. Saat kepala korban menyentuh lantai, seorang wanita tampak mulai bertepuk tangan tetapi tiba-tiba berhenti.

Unit Kejahatan Kebencian Departemen Kepolisian New York memposting pesan meminta bantuan untuk memberikan informasi tentang insiden tersebut.



"Mengejutkan bahwa tidak ada yang datang membantu pria ini," kata jurnalis radio Steve Kastenbaum seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (31/3/2021).

Tetapi reaksi para pengemat tampaknya tidak biasa, setidaknya menurut standar New York. Ketika seorang pria Filipina-Amerika berusia 61 tahun diserang di sebuah gerbong kereta bawah tanah pada bulan Februari, dan ditebas dengan pemotong kotak dari telinga ke telinga, tidak ada penumpang lain yang turun tangan. Faktanya, setelah penyerangan, korban harus mencari pertolongan sendiri, karena tidak ada satupun saksi mata yang memanggil ambulans atau bantuan lainnya. Dia menerima sekitar 100 jahitan untuk menutup lukanya.

Meskipun rekaman video pengawasan menunjukkan bahwa dia adalah seorang pemuda kulit hitam, aktivis lokal menanggapi serangan tersebut dengan mengadakan unjuk rasa menentang "nasionalisme kulit putih."

Menggambarkan dirinya sebagai "Race Baiter" dan produser film, Tariq Nasheed, berpendapat bahwa dalam kasus wanita yang berulang kali ditendang di depan gedung apartemen, kewajiban satpam adalah melindungi gedung.

Ini merujuk pada peristiwa seorang wanita Asia berusia 65 tahun dihajar oleh seorang pria di depan sebuah apartemen mewah di New York.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2414 seconds (0.1#10.140)