Eropa Wilayah Pertama yang Lampaui 1 Juta Kematian Akibat COVID-19

Sabtu, 20 Maret 2021 - 00:47 WIB
loading...
Eropa Wilayah Pertama yang Lampaui 1 Juta Kematian Akibat COVID-19
Eropa menjadi wilayah pertama yang melampaui 1 juta kematian akibat COVID-19. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
BRUSSELS - Kematian terkait virus Corona baru di kawasan Eropa melampaui angka 1 juta pada hari Jumat saat upaya vaksinasi berusaha untuk mengimbangi varian baru yang menyebabkan gelombang infeksi ketiga yang sekali lagi dapat membanjiri rumah sakit.

Menurut penghitungan Reuters, sejak pandemi dimulai, setidaknya ada 37.221.978 kasus COVID-19 dan 1.000.062 kematian dilaporkan di wilayah Eropa.

Wilayah, yang mencakup 51 negara, memiliki sekitar 35,5% dari semua kematian akibat virus Corona baru dan 30,5% dari semua kasus di dunia.

"Wilayah tersebut termasuk Rusia, Inggris Raya, 27 anggota Uni Eropa dan negara-negara lain," seperti dikutip dari kantor berita yang berbasis di Inggris itu, Sabtu (20/3/2021).



Menurut angka dari Our World in Data, Benua Biru telah memberikan sekitar 12 suntikan vaksin untuk setiap 100 orang, menempatkannya di belakang Amerika Serikat (AS) yang telah memberikan sekitar 34 dosis per 100 orang. Israel memimpin dunia dalam upaya vaksinasi dengan sekitar 110 suntikan diberikan untuk setiap 100 orang. Beberapa vaksin membutuhkan dua dosis.

Dengan jumlah kematian terkait COVID-19 Uni Eropa (UE) di atas 550.000 dan kurang dari sepersepuluh populasi yang diinokulasi, kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan situasinya memburuk.

“Kami melihat puncak gelombang ketiga terbentuk di negara-negara anggota, dan kami tahu bahwa kami perlu mempercepat tingkat vaksinasi,” ujarnya.

Pada hari Rabu, UE mengancam akan melarang ekspor vaksin COVID-19 ke Inggris untuk menjaga dosis langka bagi warganya sendiri.



Jumlah infeksi di Eropa mulai meningkat, dengan Prancis baru-baru ini mengalami lonjakan kasus terbesar dalam satu hari sejak November. Wilayah tersebut saat ini melaporkan satu juta kasus baru setiap enam hari.

Ketika Jerman berencana untuk mencabut penguncian dan menghidupkan kembali ekonominya, seorang ahli untuk penyakit menular di Robert Koch Institute mengatakan pada hari Selasa bahwa jumlah infeksi meningkat secara eksponensial, dengan negara tersebut memasuki gelombang ketiga pandemi.

Negara-negara di Eropa Timur, termasuk Rusia, tetap terkena dampak terparah berdasarkan jumlah kasus dan kematian.

Rusia memiliki jumlah total infeksi COVID tertinggi, dengan lebih dari 4,4 juta atau hampir 12% dari semua kasus di wilayah tersebut. Negara ini memiliki salah satu tingkat kematian akibat COVID-19 tertinggi per kapita di dunia, dengan sekitar 153 kematian per 100.0000 penduduk. Jumlah ini berada di belakang Amerika Serikat dengan 164 kematian untuk setiap 100.000 orang.



Sementara jumlah kematian resmi di Rusia mencapai 94.267, setidaknya 221.534 orang tewas karena penyakit itu, menurut perhitungan Reuters yang mencakup kematian yang dilaporkan oleh badan statistik Rosstat negara itu.

Italia menjadi negara ketiga di Eropa yang melebihi lebih dari 100.000 kematian minggu lalu. Perdana Menteri Mario Draghi memperingatkan bahwa situasinya akan memburuk lagi dengan lonjakan jumlah pasien di rumah sakit.

Karena UE berupaya memenuhi target musim panasnya untuk menginokulasi 70% orang dewasa, setidaknya 13 negara di blok tersebut telah menangguhkan atau menunda penggunaan vaksin COVID-19 dari AstraZeneca setelah adanya laporan pembekuan darah pada orang yang telah menerima suntikan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau pemerintah untuk tidak menangguhkan kampanye vaksinasi, sementara Badan Obat Eropa (EMA) mengatakan bahwa jumlah kejadian tromboemboli pada orang yang divaksinasi tidak lebih tinggi dari jumlah yang terlihat pada populasi umum.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2399 seconds (0.1#10.140)