EMA: Vaksin AstraZeneca Aman dan Efektif

Jum'at, 19 Maret 2021 - 02:31 WIB
loading...
EMA: Vaksin AstraZeneca Aman dan Efektif
Badan regulator obat-obatan Uni Eropa (UE), EMA, menyatakan vaksin COVID-19 AstraZeneca aman dan efektif. Foto/Ilustrasi
A A A
AMSTERDAM - Sebuah tinjaun terhadap vaksin COVID-19 AstraZeneca yang dilakukan oleh regulator obat-obatan Uni Eropa (UE) menyimpulkan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif.

Penyelidikan dilakukan terhadap laporan pembekuan darah yang mendorong lebih dari selusin negara untuk menangguhkan penggunaannya.

Direktur European Medicines Agency (EMA) Emer Cooke mengatakan pihaknya tidak dapat secara pasti mengesampingkan hubungan antara insiden pembekuan darah dan vaksin dalam penyelidikannya terhadap 30 kasus kondisi pembekuan darah yang langka.

Namun dia mengatakan dalam penjelasannya, kesimpulan yang jelas dari tinjauan tersebut adalah bahwa manfaat vaksin dalam melindungi orang dari risiko kematian atau rawat inap lebih besar daripada kemungkinan risikonya.



“Ini adalah vaksin yang aman dan efektif,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (19/3/2021).

Namun, Cooke mengatakan, badan tersebut akan memperbarui panduannya untuk memasukkan penjelasan bagi pasien tentang potensi risiko dan informasi untuk profesional perawatan kesehatan.

“Jika itu saya, saya akan divaksinasi besok,” ujar Cooke.

"Tetapi EMA ingin meningkatkan kesadaran di antara orang-orang yang telah divaksinasi atau akan divaksinasi tentang hal-hal yang harus mereka waspadai,” imbuhnya.



Badan tersebut berada di bawah tekanan untuk menjernihkan masalah keamanan setelah sejumlah kecil laporan dalam beberapa pekan terakhir tentang pendarahan, pembekuan darah, dan jumlah trombosit yang rendah pada orang-orang yang telah menerima suntikan vaksin AstraZeneca.

Tinjauan badan tersebut mencakup 5 juta orang, termasuk 30 kasus kelainan darah yang tidak biasa pada orang-orang di Wilayah Ekonomi Eropa (EEA), yang menghubungkan 30 negara Eropa.

Cooke mengatakan EMA berhubungan dengan regulator di seluruh dunia untuk mengawasi kemungkinan efek samping dari semua vaksin COVID.

Fokus dan perhatian utama EMA adalah pada kasus pembekuan darah di kepala, kondisi langka yang sulit diobati yang disebut trombosis vena serebral (CVT) atau subformulir yang dikenal sebagai trombosis sinus vena serebral (CVST), katanya awal pekan ini. Lebih dari 45 juta vaksinasi telah dilakukan di seluruh EEA.

Setidaknya 13 negara Eropa, termasuk Prancis, Jerman, dan Italia, telah menghentikan vaksinasi menunggu hasil peninjauan, pukulan terbaru bagi kampanye vaksinasi di blok yang goyah.

Regulator obat-obatan Inggris mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya sedang menyelidiki lima kasus CVST di antara orang-orang yang diberi vaksin AstraZeneca tetapi juga menegaskan kembali bahwa manfaat suntikan tersebut jauh lebih besar daripada kemungkinan risikonya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga minggu ini menegaskan kembali dukungannya untuk vaksin tersebut.



AstraZeneca mengatakan tinjauan yang mencakup lebih dari 17 juta orang yang menerima suntikan di UE dan Inggris tidak menemukan bukti peningkatan risiko pembekuan darah.

Banyak pemerintah mengatakan keputusan untuk menghentikan vaksinasi adalah karena kehati-hatian.

Tetapi para ahli telah memperingatkan bahwa campur tangan politik dapat merusak kepercayaan publik dan menghambat kampanye vaksinasi yang lambat dari blok tersebut karena pemerintah berjuang untuk menjinakkan varian yang lebih menular.

Peluncuran vaksin blok tersebut telah tertinggal dari Amerika Serikat dan mantan anggota UE, Inggris.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1304 seconds (0.1#10.140)