Mesir Bersiap Mulai Pindah ke Ibu Kota Baru, Jauh dari Kekacauan Kairo

Kamis, 18 Maret 2021 - 04:01 WIB
loading...
Mesir Bersiap Mulai...
Kompleks permukiman di ibu kota baru dalam tahap akhir pembangunan di Mesir, 8 Maret 2021. Foto/REUTERS
A A A
KAIRO - Mesir berlomba mempersiapkan ibu kota baru yang megah di gurun timur Kairo, sebelum para pegawai negeri sipil (PNS) pertama pindah pada musim panas ini.

Pembukaan resmi proyek unggulan itu pun akan segera dilakukan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.

Di jantung kota, para pekerja memberikan sentuhan akhir pada kompleks kementerian yang menggemakan arsitektur kuil-kuil fir'aun dan berdampingan dengan kompleks Islam yang muncul, dua gedung parlemen berkubah, dan kompleks kepresidenan yang luas.



Akan ada monorel yang melewati kawasan bisnis di mana menara pusat setinggi 385 meter hampir selesai dibangun. Di luar, kontur taman 10 km yang membentang hingga masjid raksasa mulai terbentuk.



Kota, yang hanya dikenal sebagai Ibukota Administratif Baru, dirancang untuk beroperasi dengan teknologi pintar di tanah perawan, jauh dari kekacauan dan kebisingan Kairo.

Lihat infografis: Negara-negara Ini Tunda Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Ini akan dilengkapi dengan sejumlah universitas, fasilitas rekreasi, dan kawasan diplomatik.

Tetapi kemajuannya terhenti, dan setelah pendanaan Uni Emirat Arab (UEA) terhenti tak lama setelah diumumkan pada 2015, militer dan pemerintah mengambil perkiraan biaya USD25 miliar pada tahap pertama, menyuntikkan investasi di luar anggaran.

Beberapa pinjaman dan pembiayaan luar negeri telah diamankan.

Pandemi virus corona juga memperlambat kemajuan, dan fase pertama dari tiga fase yang direncanakan, mencakup 168 kilometer persegi, tidak akan selesai ketika pemerintah mulai turut campur.

"Tingkat penyelesaian tahap pertama telah melewati 60% di semua proyek," papar Khaled el-Husseiny, juru bicara ibu kota baru.

Dia menambahkan mutasi para PNS akan dimulai pada Juli, menjelang pembukaan resmi yang direncanakan pada akhir 2021.

Kota ini dirancang sebagai model teknologi tinggi untuk masa depan Mesir.

Pusat kendali akan memantau infrastruktur dan keamanan secara elektronik.

“Atap-atap akan ditutup dengan panel surya, pembayaran tanpa uang tunai dan 15 meter persegi ruang hijau dialokasikan per penghuni,” ungkap para pejabat.

“Kami mencoba menyelesaikan semua masalah yang kami hadapi di masa lalu di ibu kota baru,” ujar Husseiny.

Kota yang telah selesai dibangun itu diharapkan menampung setidaknya 6 juta penduduk, fase kedua dan ketiga sebagian besar merupakan permukiman.

“Proyek itu akan memakan waktu puluhan tahun untuk menyelesaikannya, meskipun pemerintah akan dapat berfungsi secara normal selama konstruksi berlangsung,” papar Amr Khattab, juru bicara Kementerian Perumahan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan bagian-bagian kota.

Seberapa jauh dan seberapa cepat pusat gravitasi Mesir bergeser dari Kairo ke ibu kota baru 45 km dari Sungai Nil itu tidak jelas.

Untuk saat ini, ribuan blok pemukiman berdiri kosong di kedua sisi jalan raya menuju ke kota baru.

Penyelesaian kawasan bisnis, yang belum dipasarkan, ditetapkan pada 2023.

Jalur kereta listrik dan monorel sedang dibangun. Sebanyak 50.000 pegawai negeri sipil pertama yang diperkirakan akan pindah ke ibu kota baru mulai musim panas ini akan ditawari bus antar-jemput untuk sampai ke sana.

“Sekitar 5.000 dari 20.000 unit rumah telah terjual di distrik perumahan pertama yang diharapkan dibuka pada Mei,” ungkap Khattab.

Pada Senin, kantor Sisi mengumumkan insentif 1,5 miliar pound Mesir (USD96 juta) bagi pegawai negeri yang dipilih untuk pindah ke kota itu.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2376 seconds (0.1#10.140)