PBB Belum Mendapatkan Bukti Putri Latifa Masih Hidup
loading...
A
A
A
NEW YORK - PBB mengatakan belum melihat bukti bahwa putri pengasa Dubai masih hidup, dua minggu setelah mencari bukti dari Uni Emirat Arab (UEA).
Putri Latifa al Maktoum mencoba melarikan diri dari negara itu pada 2018. Dalam rekaman yang dibagikan program BBC Panorama, dia mengklaim pasukan komando membiusnya saat dia melarikan diri dengan perahu dan menerbangkannya kembali ke tahanan. Sejak saat itu kontak darinya telah berhenti.
Dengan menggunakan telepon diberikan kepadanya secara diam-diam sekitar setahun setelah penangkapannya, Putri Latifa merekam sejumlah video selama beberapa bulan terakhir.
Dia merekamnya di kamar mandi karena itu satu-satunya pintu yang bisa dia kunci. Dalam pesannya, dia menjelaskan bagaimana dia melawan tentara yang membawanya dari perahu, "menendang dan berkelahi" serta menggigit salah satu lengan komando Emirat sampai dia berteriak.
Setelah dibius, dia mengaku kehilangan kesadaran saat dibawa dengan jet pribadi, dan tidak bangun sampai mendarat di Dubai.
Ia kini ditahan sendirian tanpa akses ke bantuan medis atau hukum di sebuah vila dengan jendela dan pintu tertutup, serta dijaga oleh polisi.
Rekaman Putri Latifa memicu seruan untuk penyelidikan PBB. Bulan lalu, PBB mengkonfirmasi telah meminta UEA untuk membuktikan bahwa Putri Latifa masih hidup. Namun pada hari Jumat (5/3/2021), dikatakan belum ada kemajuan sejauh ini.
Juru bicara Robert Colville mengatakan telah ada pertemuan dengan misi diplomatik Uni Emirat Arab (UEA) di Jenewa, Swiss, tetapi ketika ditanya apakah bukti kehidupan telah diterima, dia menjawab: "Belum, tidak," seperti dikutip dari BBC.
Keluarga kerajaan Dubai sebelumnya mengatakan dia aman dan "dirawat di rumah".
"(Kondisi) Sheikha Latifa terus meningkat dan kami berharap dia akan kembali ke kehidupan publik pada waktu yang tepat," kata otoritas UEA.
Ayah Latifa, Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum, adalah salah satu kepala negara terkaya di dunia, penguasa Dubai dan wakil presiden UEA.
Dengan bantuan teman-temannya, Putri Latifa mengatakan dia mencoba melarikan diri dari Dubai untuk memulai hidup baru pada Februari 2018.
"Saya tidak diizinkan mengemudi, saya tidak diizinkan bepergian atau meninggalkan Dubai sama sekali," katanya dalam video yang direkam sebelum dia melarikan diri.
Namun beberapa hari kemudian, sang putri mengatakan bahwa dia ditangkap oleh pasukan komando di sebuah kapal di Samudra Hindia. Dia diterbangkan kembali ke Dubai, di mana dia tinggal sejak saat itu.
Ayahnya berkata dia bertindak untuk kepentingan terbaiknya. Sebuah pernyataan dari keluarga kerajaan Dubai bulan lalu menegaskan bahwa dia dirawat di rumah.
Putri Latifa al Maktoum mencoba melarikan diri dari negara itu pada 2018. Dalam rekaman yang dibagikan program BBC Panorama, dia mengklaim pasukan komando membiusnya saat dia melarikan diri dengan perahu dan menerbangkannya kembali ke tahanan. Sejak saat itu kontak darinya telah berhenti.
Dengan menggunakan telepon diberikan kepadanya secara diam-diam sekitar setahun setelah penangkapannya, Putri Latifa merekam sejumlah video selama beberapa bulan terakhir.
Dia merekamnya di kamar mandi karena itu satu-satunya pintu yang bisa dia kunci. Dalam pesannya, dia menjelaskan bagaimana dia melawan tentara yang membawanya dari perahu, "menendang dan berkelahi" serta menggigit salah satu lengan komando Emirat sampai dia berteriak.
Setelah dibius, dia mengaku kehilangan kesadaran saat dibawa dengan jet pribadi, dan tidak bangun sampai mendarat di Dubai.
Ia kini ditahan sendirian tanpa akses ke bantuan medis atau hukum di sebuah vila dengan jendela dan pintu tertutup, serta dijaga oleh polisi.
Rekaman Putri Latifa memicu seruan untuk penyelidikan PBB. Bulan lalu, PBB mengkonfirmasi telah meminta UEA untuk membuktikan bahwa Putri Latifa masih hidup. Namun pada hari Jumat (5/3/2021), dikatakan belum ada kemajuan sejauh ini.
Juru bicara Robert Colville mengatakan telah ada pertemuan dengan misi diplomatik Uni Emirat Arab (UEA) di Jenewa, Swiss, tetapi ketika ditanya apakah bukti kehidupan telah diterima, dia menjawab: "Belum, tidak," seperti dikutip dari BBC.
Keluarga kerajaan Dubai sebelumnya mengatakan dia aman dan "dirawat di rumah".
"(Kondisi) Sheikha Latifa terus meningkat dan kami berharap dia akan kembali ke kehidupan publik pada waktu yang tepat," kata otoritas UEA.
Ayah Latifa, Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum, adalah salah satu kepala negara terkaya di dunia, penguasa Dubai dan wakil presiden UEA.
Dengan bantuan teman-temannya, Putri Latifa mengatakan dia mencoba melarikan diri dari Dubai untuk memulai hidup baru pada Februari 2018.
"Saya tidak diizinkan mengemudi, saya tidak diizinkan bepergian atau meninggalkan Dubai sama sekali," katanya dalam video yang direkam sebelum dia melarikan diri.
Namun beberapa hari kemudian, sang putri mengatakan bahwa dia ditangkap oleh pasukan komando di sebuah kapal di Samudra Hindia. Dia diterbangkan kembali ke Dubai, di mana dia tinggal sejak saat itu.
Ayahnya berkata dia bertindak untuk kepentingan terbaiknya. Sebuah pernyataan dari keluarga kerajaan Dubai bulan lalu menegaskan bahwa dia dirawat di rumah.
(ian)