Ditembak Mati, Demonstran Cantik Myanmar Sumbangkan Organ Tubuhnya
loading...
A
A
A
"Saya bisa menyumbangkan (organ saya) jika saya meninggal. Jika seseorang membutuhkan bantuan segera, saya dapat menyumbang bahkan jika itu menyebabkan kematian saya."
Dia adalah salah satu dari setidaknya 38 orang yang menurut PBB tewas pada Rabu, hari paling mematikan di Myanmar sejak kudeta.
Rekaman yang di-posting di media sosial menunjukkan saat-saat terakhir Kyal Sin selama demonstrasi yang berubah menjadi kekerasan—merangkak di sepanjang jalan dan berlari mencari perlindungan di tengah suara tembakan dan semburan gas air mata.
Seorang dokter memastikan kepada AFP, Jumat (5/3/2021), bahwa dia telah ditembak di kepala.
“Satu Suara dari Hati”
Beberapa jam setelah berita kematian Kyal Sin, penghormatan membanjiri media sosial, dengan karya seni yang dibuat dari pose berjongkok yang mencolok pada hari kematiannya.
Di halaman Facebook-nya, dia menunjukkan sisi yang berbeda—memposting video gerakan tariannya, selfie pakaiannya, dan menunjukkan hubungan dekatnya dengan ayahnya.
Dalam momen yang lembut bulan lalu, dia mengikat pita merah yang melambangkan keberanian di pergelangan tangannya.
"Saya tidak ingin me-mposting terlalu banyak tentang ini—terima kasih saja, Ayah,” tulis Kyal Sin, bersama dengan tanda pagar [tagar] "Keadilan untuk Myanmar".
Dia adalah salah satu dari setidaknya 38 orang yang menurut PBB tewas pada Rabu, hari paling mematikan di Myanmar sejak kudeta.
Rekaman yang di-posting di media sosial menunjukkan saat-saat terakhir Kyal Sin selama demonstrasi yang berubah menjadi kekerasan—merangkak di sepanjang jalan dan berlari mencari perlindungan di tengah suara tembakan dan semburan gas air mata.
Seorang dokter memastikan kepada AFP, Jumat (5/3/2021), bahwa dia telah ditembak di kepala.
“Satu Suara dari Hati”
Beberapa jam setelah berita kematian Kyal Sin, penghormatan membanjiri media sosial, dengan karya seni yang dibuat dari pose berjongkok yang mencolok pada hari kematiannya.
Di halaman Facebook-nya, dia menunjukkan sisi yang berbeda—memposting video gerakan tariannya, selfie pakaiannya, dan menunjukkan hubungan dekatnya dengan ayahnya.
Dalam momen yang lembut bulan lalu, dia mengikat pita merah yang melambangkan keberanian di pergelangan tangannya.
"Saya tidak ingin me-mposting terlalu banyak tentang ini—terima kasih saja, Ayah,” tulis Kyal Sin, bersama dengan tanda pagar [tagar] "Keadilan untuk Myanmar".