Tak Peduli Keputusan AS, Saudi: Kami Tetap Anggap Houthi sebagai Teroris
loading...
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi mengaku akan tetap menganggap kelompok Houthi Yaman sebagai teroris. Saudi mengatakan, mereka akan tetap mempertahankan hal ini meski Amerika Serikat (AS) memutuskan mencabut status kelompok teroris Houthi.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan bahwa keputusan untuk mencabut status teroris Houthi akan mulai berlaku pada 16 Februari mendatang.Baca Juga: Begini Suasana Perayaan Hari Valentine di Arab Saudi
"Meskipun demikian, kami masih akan menangani milisi Houthi sebagai organisasi teroris dan mengatasi ancamannya dengan aksi militer," kata Duta Besar Saudi untuk PBB, Abdullah Al-Muallami, seperti dilansir Reuters pada Senin (15/2/2021).
Houthi, yang memerangi koalisi pimpinan Saudi yang melakukan intervensi di Yaman pada 2015, pekan lalu mengklaim beberapa serangan pesawat tak berawak di Saudi selatan. Sebagian besar berhasil dicegat, tetapi satu menghantam bandara.
Gedung Putih mengutuk serangan itu dan Blinken melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Saudi untuk membahas upaya bersama untuk memperkuat pertahanan dan diplomasi Saudi untuk mengakhiri konflik Yaman, yang dilihat di kawasan itu sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.
AS sendiri tampaknya telah mengesampingkan opsi militer dan mengedepankan diplomasi dalam mengatasi masalah di Yaman.
Ini terlihat dari pernyataan AS yang mengatakan bahwa mereka akan menghentikan dukungan untuk kampanye militer yang didukung Saudi. Mereka lebih memilih untuk menekan Houthi dengan cara politik dan diplomasi untuk menyelesaikan masalah di Yaman.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan bahwa keputusan untuk mencabut status teroris Houthi akan mulai berlaku pada 16 Februari mendatang.Baca Juga: Begini Suasana Perayaan Hari Valentine di Arab Saudi
"Meskipun demikian, kami masih akan menangani milisi Houthi sebagai organisasi teroris dan mengatasi ancamannya dengan aksi militer," kata Duta Besar Saudi untuk PBB, Abdullah Al-Muallami, seperti dilansir Reuters pada Senin (15/2/2021).
Houthi, yang memerangi koalisi pimpinan Saudi yang melakukan intervensi di Yaman pada 2015, pekan lalu mengklaim beberapa serangan pesawat tak berawak di Saudi selatan. Sebagian besar berhasil dicegat, tetapi satu menghantam bandara.
Gedung Putih mengutuk serangan itu dan Blinken melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Saudi untuk membahas upaya bersama untuk memperkuat pertahanan dan diplomasi Saudi untuk mengakhiri konflik Yaman, yang dilihat di kawasan itu sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.
AS sendiri tampaknya telah mengesampingkan opsi militer dan mengedepankan diplomasi dalam mengatasi masalah di Yaman.
Ini terlihat dari pernyataan AS yang mengatakan bahwa mereka akan menghentikan dukungan untuk kampanye militer yang didukung Saudi. Mereka lebih memilih untuk menekan Houthi dengan cara politik dan diplomasi untuk menyelesaikan masalah di Yaman.
(esn)