Kudeta Militer Dapat Porak-Porandakan Ekonomi Myanmar
loading...
A
A
A
Real estat dan manufaktur masing-masing menyumbang sekitar 20% dari angka itu. Angka-angka ini diperkirakan akan turun secara signifikan tahun ini karena pandemi Covid-19.
Baca Juga: Aung San Suu Kyi Desak Rakyat Myanmar Lawan Kudeta Militer
Vriens & Partners adalah konsultan urusan pemerintah yang saat ini menangani proyek senilai USD3 miliar hingga USD4 miliar untuk klien-klien asing yang berinvestasi di Myanmar.
Baca Juga: Jenderal Min Aung Hlaing: Membantai Rohingya, Mengkudeta Aung San Suu Kyi
Proyek-proyek tersebut terutama untuk energi, infrastruktur dan telekomunikasi.
"Itu semua berisiko sekarang," ungkap managing partner Hans Vriens.
"Negara ini telah terpukul parah oleh Covid dan berkurangnya keinginan untuk berinvestasi. Dan sekarang kita memiliki ini di atas," tutur dia.
Sanksi-sanksi dapat berdampak besar pada investasi asing, dengan perusahaan Barat dan Jepang berpikir dua kali tentang proyek di Myanmar.
Dengan AS yang sudah mempertimbangkan sanksi terhadap Myanmar, Vriens berpikir bisnis mungkin beralih ke China sebagai gantinya.
"Ini benar-benar satu-satunya negara yang bisa mereka tuju," tutur dia.
Dampak Sanksi
Seorang pengusaha yang berbasis di Yangon, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan dia lega bahwa kudeta sejauh ini tampaknya berjalan relatif damai.
Baca Juga: Aung San Suu Kyi Desak Rakyat Myanmar Lawan Kudeta Militer
Vriens & Partners adalah konsultan urusan pemerintah yang saat ini menangani proyek senilai USD3 miliar hingga USD4 miliar untuk klien-klien asing yang berinvestasi di Myanmar.
Baca Juga: Jenderal Min Aung Hlaing: Membantai Rohingya, Mengkudeta Aung San Suu Kyi
Proyek-proyek tersebut terutama untuk energi, infrastruktur dan telekomunikasi.
"Itu semua berisiko sekarang," ungkap managing partner Hans Vriens.
"Negara ini telah terpukul parah oleh Covid dan berkurangnya keinginan untuk berinvestasi. Dan sekarang kita memiliki ini di atas," tutur dia.
Sanksi-sanksi dapat berdampak besar pada investasi asing, dengan perusahaan Barat dan Jepang berpikir dua kali tentang proyek di Myanmar.
Dengan AS yang sudah mempertimbangkan sanksi terhadap Myanmar, Vriens berpikir bisnis mungkin beralih ke China sebagai gantinya.
"Ini benar-benar satu-satunya negara yang bisa mereka tuju," tutur dia.
Dampak Sanksi
Seorang pengusaha yang berbasis di Yangon, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan dia lega bahwa kudeta sejauh ini tampaknya berjalan relatif damai.