Myanmar Minta Bantuan Rusia dalam Perang Melawan Pemberontak

Minggu, 04 Agustus 2024 - 17:25 WIB
loading...
Myanmar Minta Bantuan...
Myanmar meminta bantuan Rusia untuk membantu dalam perang melawan pemberontak. Foto/EPA
A A A
MOSKOW - Ketua partai terbesar Myanmar , USDP (Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan), Khin Yi, dalam wawancara dengan Sputnik meminta Rusia untuk mengakui konflik bersenjata di negara itu sebagai manifestasi terorisme dan bergabung dalam perang melawannya.

Politisi itu menegaskan bahwa penegak hukum Rusia dapat mengambil bagian dalam menanggulangi terorisme di negaranya.

"Dukungan utama yang kami harapkan adalah Rusia bekerja sama dengan kami dalam memerangi terorisme. Untuk melakukan ini, pertama-tama kami harus menyadari bahwa apa yang terjadi [di Myanmar] harus dianggap bukan sebagai pertikaian politik internal, tetapi sebagai terorisme. Jika Anda mengenali ini sebagai terorisme, maka departemen dan lembaga Anda yang terlibat dalam perang melawan terorisme dapat bergabung dengan kami dan bersama-sama mencapai tujuan kami," kata Khin Yi.

Menurut politisi tersebut, pemerintah Myanmar saat ini bertujuan untuk memastikan semua tindakan keamanan yang memungkinkan di tingkat nasional. Namun, ia yakin, baru-baru ini masalah keamanan nasional di seluruh dunia "telah bergerak dengan lancar ke regional, dan terkadang bahkan global."



"Oleh karena itu, saya meminta Anda untuk mempelajari kebenaran, kebenaran tentang apa yang terjadi di negara kami, untuk memahami situasi dan mendukung kami dari Rusia. Partai kami hanya menangani masalah politik untuk memastikan keamanan, jadi kami akan berusaha untuk bekerja sama lebih erat di bidang tindakan antiterorisme dengan mitra kami, partai Rusia Bersatu," tambahnya.

Konflik bersenjata antara pemerintah pusat Myanmar dan sejumlah kelompok bersenjata dari minoritas nasional kembali memanas pada tahun 2021. Itu terjadi setelah militer menuduh perwakilan pemerintah melakukan kecurangan dalam pemilihan umum November 2020 dan menggunakan mekanisme konstitusional untuk menyerahkan kekuasaan kepada panglima angkatan bersenjata jika terjadi keadaan darurat yang mengancam keamanan nasional dan integritas negara.

Pada tanggal 31 Juli, Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional Myanmar memutuskan untuk memperpanjang keadaan darurat, yang pertama kali dideklarasikan pada tahun 2021, selama enam bulan lagi.

(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Rusia Gelar Serangan...
Rusia Gelar Serangan Udara Besar-besaran di Seluruh Ukraina
Rusia Tak Menuntut Pemecatan...
Rusia Tak Menuntut Pemecatan Zelensky, Apa Alasannya?
Kremlin: Eropa Menginginkan...
Kremlin: Eropa Menginginkan Perang, Bukan Perundingan!
Trump Frustrasi pada...
Trump Frustrasi pada Zelensky: Dia Bisa Kehilangan Seluruh Ukraina
Vietnam Hendak Beli...
Vietnam Hendak Beli 24 Jet Tempur F-16 AS, Hubungan dengan Rusia Bisa Tamat dan China Bakal Marah
3 Langkah Rusia untuk...
3 Langkah Rusia untuk Merebut Crimea dari Ukraina, Apa Saja?
Ini Ivan Vladimirovich,...
Ini Ivan Vladimirovich, Bocah 10 Tahun Diduga Anak Rahasia Putin dan Si Cantik Alina Kabaeva
Kelompok Militan Bunuh...
Kelompok Militan Bunuh 26 Turis di Kashmir India, Pakistan Kena Getahnya
Biodata 3 Istri Emir...
Biodata 3 Istri Emir Qatar Sheikh Tamim, Dikenal Anggun dan Berpengaruh
Rekomendasi
GAC Aion Luncurkan DiDi,...
GAC Aion Luncurkan DiDi, Speknya Bikin Geleng-geleng Kepala
Luna Maya & Maxime Bouttier...
Luna Maya & Maxime Bouttier Resmi Ajukan Surat Nikah, Kapan Hari Bahagia Mereka?
Novel Berdamai dengan...
Novel Berdamai dengan Badai, Refleksi Perjuangan Perempuan di Hari Kartini
Berita Terkini
Rusia Gelar Serangan...
Rusia Gelar Serangan Udara Besar-besaran di Seluruh Ukraina
1 jam yang lalu
Hamas Kecam Pernyataan...
Hamas Kecam Pernyataan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas soal Tawanan Gaza
2 jam yang lalu
Presiden Otoritas Palestina...
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas Sebut Hamas Anak-anak Jalang
3 jam yang lalu
Rusia Tak Menuntut Pemecatan...
Rusia Tak Menuntut Pemecatan Zelensky, Apa Alasannya?
4 jam yang lalu
Polisi Kashmir Ungkap...
Polisi Kashmir Ungkap Para Tersangka Serangan Pahalgam
5 jam yang lalu
10 Paus Gereja Katolik...
10 Paus Gereja Katolik yang Hidup Sezaman dengan Nabi Muhammad
6 jam yang lalu
Infografis
Tentara China Ikut Perang...
Tentara China Ikut Perang Bantu Rusia Melawan Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved