Pencipta Racun Novichok Buat Obat yang Manjur untuk COVID-19

Rabu, 27 Januari 2021 - 06:11 WIB
loading...
Pencipta Racun Novichok Buat Obat yang Manjur untuk COVID-19
Pencipta racun Novichok, Leonid Rink, tengah menggarap batch percontohan obat baru yang manjur untuk COVID-19. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
MOSKOW - Rusia disebut dapat memproduksi obat baru yang mampu secara efektif mengobati COVID-19 dan penyakit virus lainnya dalam waktu dekat. Hal itu diungkapkan oleh ahli biokimia Rusia, Leonid Rink, salah satu pengembang racun saraf Novichok .

Menurut Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ), Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dexamethasone saat ini menjadi satu-satunya obat yang menunjukkan kemanjuran dalam mengobati bentuk yang parah dari COVID-19. Namun Rink mengungkapkan bahwa ada obat baru yang secara efektif dapat menangani COVID-19.

Pria yang bekerja di Institut Riset Kimia Organik dan Teknologi Negara Rusia dan saat ini memimpin perdagangan antar wilayah serta asosiasi industri InterVita itu mengidentifikasi obat tersebut sebagai obat antivirus dan imunomodulasi Immofon.



"Ia (Immofon) bekerja melawan penyakit virus, dan dengan sempurna memulihkan sel setelah sistem kekebalan bekerja, yaitu, menghilangkan badai sitokin (proses ketika sistem kekebalan mulai menghancurkan tubuh manusia selama gangguan inflamasi), yang menurut banyak ahli, adalah salah satu penyebab kematian akibat virus Corona," ungkap ilmuwan Rusia itu seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (27/1/2021).

Menurutnya, obat tersebut didasarkan pada obat Diucifon yang disintesis di Uni Soviet pada tahun 1967 untuk mengobati kusta dan masuk dalam daftar obat esensial hingga tahun 2000-an.

"Immofon mengandung sebagian dari agen antivirus yang kuat Dapsone dan dua molekul methyluracil, yang dirancang untuk mengaktifkan metabolisme di jaringan dan merangsang proses regenerasi," jelas Link.

Link menambahkan bahwa selain COVID-19, obat baru ini efektif melawan lupus erythematosus, skleroderma, rheumatoid arthritis, psoriasis, alergi, leukemia, dan penyakit paru-paru.



Dia menunjukkan bahwa obat tersebut telah diuji pada sekitar 700 sukarelawan lansia, dengan mengatakan tidak ada satu tahap pun yang parah dan tidak ada satu pun kematian setelah terinfeksi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2470 seconds (0.1#10.140)