Turki dan Yunani Berunding Lagi setelah Lima Tahun Konflik Maritim

Selasa, 26 Januari 2021 - 22:36 WIB
loading...
Turki dan Yunani Berunding Lagi setelah Lima Tahun Konflik Maritim
Perwakilan Turki dan Yunani membahas konflik maritim di Istanbul, Turki, 25 Januari 2021. Foto/REUTERS
A A A
ATHENA - Turki dan Yunani kembali berunding untuk mengatasi konflik maritim yang sudah berlangsung lama.

Perundingan yang dimulai Senin (25/1) itu mengakhiri lima tahun jeda setelah berbulan-bulan ketegangan di Mediterania timur.

Dua anggota NATO yang bertetangga itu berselisih tentang klaim di perairan Mediterania dan hak energi, wilayah udara, dan status beberapa pulau di Laut Aegea.



Mereka hanya membuat sedikit kemajuan dalam 60 putaran pembicaraan dari 2002 hingga 2016.



Rencana melanjutkan perundingan kandas tahun lalu karena Turki mengerahkan kapal survei seismik di perairan yang diperebutkan. Keduanya juga tidak sepakat mengenai topik mana yang akan mereka bahas. Kapal itu ditarik ke pantai Turki tahun lalu.



Ankara dan Athena setuju bulan ini melanjutkan pembicaraan di Istanbul, sebagai ujian atas harapan Turki meningkatkan hubungannya dengan Uni Eropa (UE).

UE mendukung Yunani dan mengancam sanksi terhadap Turki.

Ketika pembicaraan dilanjutkan, Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan Paris akan mengajukan proposal ke Yunani untuk pembaruan armada kapal fregatnya.

Prancis dan Yunani telah menyelesaikan kesepakatan 2,5 miliar euro untuk pembelian Yunani atas 18 pesawat tempur Rafale buatan Dassault.

"Di bawah kepemimpinan yang kuat dari presiden kami, solusi untuk semua masalah, termasuk Laut Aegea, adalah mungkin dan keinginan kami untuk ini kuat," ungkap juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin, yang merupakan bagian dari perundingan.

Washington menyambut baik pembicaraan itu, dengan mengatakan hal itu mendukung upaya mengurangi ketegangan di Mediterania timur.

"Amerika Serikat menyambut komitmen kedua pemerintah untuk proses ini," papar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price di Twitter.

Pembicaraan bertujuan mencapai titik temu pada masalah yang disengketakan untuk memungkinkan negosiasi formal. Namun, meskipun setuju untuk melanjutkan pembicaraan, Ankara dan Athena masih tampak tidak setuju atas topik yang akan dibahas menjelang pertemuan Senin.

Athena mengatakan hanya akan membahas demarkasi zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen di Laut Aegea dan Mediterania timur, bukan masalah "kedaulatan nasional".

Adapun Ankara mengatakan menginginkan semua masalah, termasuk ruang udara dan pulau-pulau Aegean, dibahas dalam perundingan itu.

Juru bicara pemerintah Yunani Christos Tarantilis mengatakan, “Yunani menghadiri pembicaraan dengan itikad baik dan mengharapkan Turki bertindak serupa."

Dia menegaskan kembali posisi Yunani bahwa pembicaraan itu tidak resmi dan hanya fokus pada zona maritim.

Agenda pembicaraan Senin, yang berlangsung lebih dari tiga jam, tidak diungkapkan. “Putaran pembicaraan lain diperkirakan diadakan di Athena,” ujar sumber diplomatik Yunani, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Terlepas dari ketidaksepakatan teknis, kedua belah pihak menyuarakan optimisme yang terjaga, meskipun mereka masih memiliki banyak kendala menjelang pertemuan Senin.

Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengatakan pekan lalu Yunani akan mendekati pembicaraan dengan optimisme tetapi "tanpa kenaifan".

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan dia berharap dimulainya kembali pembicaraan akan menandai era baru.

Pengamat mengatakan terobosan langsung tidak mungkin terjadi karena perbedaan kebijakan yang telah berlangsung selama beberapa dekade, tetapi melanjutkan dialog adalah langkah pertama yang penting setelah tekanan UE terhadap Ankara.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1168 seconds (0.1#10.140)