Dahsyatnya Serangan Udara Israel di Suriah, 57 Orang Tewas
loading...
A
A
A
Israel secara rutin melakukan serangan di Suriah, sebagian besar terhadap target yang terkait dengan Iran dalam apa yang dikatakannya sebagai upaya untuk mencegah musuh bebuyutannya mengkonsolidasikan pijakan di perbatasan utara.
Para pengamat telah memperingatkan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Israel dapat meningkatkan "taruhan" terhadap Iran dan sekutu regionalnya di hari-hari terakhir masa jabatannya sebagai presiden AS.
Pemerintahan Trump, yang akan digantikan Joe Biden pada 20 Januari, memberikan dukungan AS yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Di hari-hari terakhir pemerintahan Trump, Netanyahu mencoba melakukan sebanyak mungkin kerusakan pada upaya IRGC (Korps Garda Revolusi Islam Iran) di Suriah sebelum Biden menjabat," kata Nicholas Heras, dari Institute of the Study of War.
Israel telah melakukan ratusan serangan udara dan rudal di Suriah sejak perang saudara pecah pada 2011, menargetkan pasukan Iran, Hizbullah Lebanon dan pasukan pemerintah Suriah.
Israel jarang mengakui serangan di Suriah, tetapi menegaskan bahwa militernya selalu menanggapi apa yang digambarkannya sebagai agresi terhadap wilayah Israel.
Laporan tahunan militer Israel menyatakan serangan di Suriah mencapai sekitar 50 target di Suriah pada tahun 2020.
Serangan terbaru terjadi beberapa jam setelah serangan terpisah di dekat perbatasan Irak menewaskan sedikitnya 12 milisi yang didukung Iran pada hari Selasa. Observatorium mengatakan tidak dapat mengidentifikasi pesawat tempur yang bertanggung jawab atas serangan sebelumnya.
Perang di Suriah telah menewaskan lebih dari 387.000 orang dan membuat jutaan orang mengungsi. Perang saudara ini dimulai dari protes anti-pemerintah Presiden Bashar al-Assad yang direspons keras.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Para pengamat telah memperingatkan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Israel dapat meningkatkan "taruhan" terhadap Iran dan sekutu regionalnya di hari-hari terakhir masa jabatannya sebagai presiden AS.
Pemerintahan Trump, yang akan digantikan Joe Biden pada 20 Januari, memberikan dukungan AS yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Di hari-hari terakhir pemerintahan Trump, Netanyahu mencoba melakukan sebanyak mungkin kerusakan pada upaya IRGC (Korps Garda Revolusi Islam Iran) di Suriah sebelum Biden menjabat," kata Nicholas Heras, dari Institute of the Study of War.
Israel telah melakukan ratusan serangan udara dan rudal di Suriah sejak perang saudara pecah pada 2011, menargetkan pasukan Iran, Hizbullah Lebanon dan pasukan pemerintah Suriah.
Israel jarang mengakui serangan di Suriah, tetapi menegaskan bahwa militernya selalu menanggapi apa yang digambarkannya sebagai agresi terhadap wilayah Israel.
Laporan tahunan militer Israel menyatakan serangan di Suriah mencapai sekitar 50 target di Suriah pada tahun 2020.
Serangan terbaru terjadi beberapa jam setelah serangan terpisah di dekat perbatasan Irak menewaskan sedikitnya 12 milisi yang didukung Iran pada hari Selasa. Observatorium mengatakan tidak dapat mengidentifikasi pesawat tempur yang bertanggung jawab atas serangan sebelumnya.
Perang di Suriah telah menewaskan lebih dari 387.000 orang dan membuat jutaan orang mengungsi. Perang saudara ini dimulai dari protes anti-pemerintah Presiden Bashar al-Assad yang direspons keras.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(min)