Dahsyatnya Serangan Udara Israel di Suriah, 57 Orang Tewas

Kamis, 14 Januari 2021 - 21:53 WIB
loading...
Dahsyatnya Serangan...
Ilustrasi serangan udara Israel di Suriah. Foto/REUTERS
A A A
DAMASKUS - Serangan udara oleh jet-jet tempur Israel di Suriah timur pada Rabu menewaskan 57 pasukan rezim dan sekutunya; milisi yang didukung Iran. Ini merupakan serangan paling mematikan sejak awal konflik.

Data terbaru jumlah korban tewas dalam serangan tersebut dipaparkan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.



Menurut Observatorium, serangan rezim Zionis menghantam depot senjata dan posisi militer yang menewaskan sedikitnya 14 pasukan rezim Suriah, 16 milisi Irak dan 11 milisi Afghanistan dari Brigade Fatimiyah pro-Iran.

Kewarganegaraan dari 16 orang lainnya yang tewas dalam 18 serangan udara Israel belum jelas.

“Ini adalah jumlah korban tewas terbesar dari serangan Israel di Suriah,” kata kepala Observatorium, Rami Abdul Rahman, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (14/1/2021).

Kantor berita pemerintah Suriah, SANA, juga melaporkan serangan dahsyat Israel. "Musuh Israel melakukan serangan udara di kota Deir Ezzor dan wilayah Albu Kamal. Hasil agresi saat ini sedang diverifikasi," tulis SANA.

Seorang juru bicara militer Israel menolak berkomentar.

Beberapa hari sebelum serangan, kata Observatorium, Brigade Fatimiyah mengangkut kiriman senjata buatan Iran ke Suriah timur dari Irak. Pasokan senjata itu disimpan di wilayah yang ditargetkan dalam serangan udara Israel.



Israel secara rutin melakukan serangan di Suriah, sebagian besar terhadap target yang terkait dengan Iran dalam apa yang dikatakannya sebagai upaya untuk mencegah musuh bebuyutannya mengkonsolidasikan pijakan di perbatasan utara.

Para pengamat telah memperingatkan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Israel dapat meningkatkan "taruhan" terhadap Iran dan sekutu regionalnya di hari-hari terakhir masa jabatannya sebagai presiden AS.

Pemerintahan Trump, yang akan digantikan Joe Biden pada 20 Januari, memberikan dukungan AS yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Di hari-hari terakhir pemerintahan Trump, Netanyahu mencoba melakukan sebanyak mungkin kerusakan pada upaya IRGC (Korps Garda Revolusi Islam Iran) di Suriah sebelum Biden menjabat," kata Nicholas Heras, dari Institute of the Study of War.

Israel telah melakukan ratusan serangan udara dan rudal di Suriah sejak perang saudara pecah pada 2011, menargetkan pasukan Iran, Hizbullah Lebanon dan pasukan pemerintah Suriah.

Israel jarang mengakui serangan di Suriah, tetapi menegaskan bahwa militernya selalu menanggapi apa yang digambarkannya sebagai agresi terhadap wilayah Israel.

Laporan tahunan militer Israel menyatakan serangan di Suriah mencapai sekitar 50 target di Suriah pada tahun 2020.

Serangan terbaru terjadi beberapa jam setelah serangan terpisah di dekat perbatasan Irak menewaskan sedikitnya 12 milisi yang didukung Iran pada hari Selasa. Observatorium mengatakan tidak dapat mengidentifikasi pesawat tempur yang bertanggung jawab atas serangan sebelumnya.

Perang di Suriah telah menewaskan lebih dari 387.000 orang dan membuat jutaan orang mengungsi. Perang saudara ini dimulai dari protes anti-pemerintah Presiden Bashar al-Assad yang direspons keras.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1348 seconds (0.1#10.140)