50 Jurnalis Tewas Sepanjang Tahun 2020, Meksiko Jadi Negara Paling Mematikan

Rabu, 30 Desember 2020 - 00:27 WIB
loading...
A A A
"Hubungan antara pengedar narkoba dan politisi tetap ada, dan jurnalis yang berani meliput ini atau masalah terkait terus menjadi sasaran pembunuhan biadab," kata laporan itu.

Pembunuhan mengerikan seperti yang dirinci dalam laporan itu termasuk pembunuhan terhadap Julio Valdivia Rodriguez, seorang reporter harian El Mundo, yang tubuhnya ditemukan dipenggal di negara bagian Veracruz. Jenazah Victor Fernando Alvarez Chavez, editor situs berita lokal Punto x Punto Noticias, dipotong-potong di kota pesisir Acapulco.

Irak adalah negara paling mematikan kedua, dengan enam kematian, diikuti oleh Afghanistan, dengan lima. India dan Pakistan berada di urutan keempat, masing-masing melaporkan kematian empat wartawan.(Baca juga: Iran Gantung Ruhollah Zam, Sang Jurnalis Anti-Rezim Pemerintah )

Pengumpulan data RSF dilakukan beberapa hari setelah Committee to Protect Journalists (CPJ) melaporkan 2020 sebagai tahun terburuk dalam catatan pemenjaraan jurnalis. Secara global, setidaknya 274 jurnalis dipenjara, naik dari rekor sebelumnya 272 pada tahun 2016, CPJ melaporkan.

Kenaikan ini sebagian besar berkaitan dengan negara-negara otoriter yang menangkap wartawan yang meliput pandemi dan ketidakstabilan politik.

"Jumlah wartawan yang dipenjara karena tuduhan melaporkan "berita palsu" perlahan meningkat, dan tahun 2020 adalah tahun kelima berturut-turut pemerintah yang represif memenjarakan sedikitnya 250 wartawan," CPJ melaporkan.

Di China, jurnalis independen Zhang Zhan, yang melaporkan dari Wuhan pada awal-awal puncak wabah virus Corona, dipenjara selama empat tahun oleh pengadilan Shanghai, kata pengacaranya, pada Senin lalu.

"Ia dinyatakan bersalah karena memicu perselisihan dan memprovokasi masalah, menurut salah satu pengacaranya," Zhang Keke. (Baca juga: China Adili Jurnalis Warga karena Siarkan Langsung Wabah COVID-19 dari Wuhan )

Pelanggaran biasanya digunakan oleh pemerintah China untuk menargetkan para pembangkang dan aktivis hak asasi manusia.

Di Ethiopia, juru kamera Reuters, Kumerra Gemechu, ditahan tanpa dakwaan pada 24 Desember dan akan ditahan setidaknya selama dua minggu, Reuters melaporkan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1702 seconds (0.1#10.140)