Serangan Udara Israel Membunuh Jurnalis Al Jazeera Samer Abu Daqqa di Gaza
loading...
A
A
A
GAZA - Serangan udara militer Zionis Israel pada Jumat telah membunuh Samer Abu Daqqa, seorang jurnalis Palestina yang juga juru kamera Al Jazeera di Gaza.
Abu Daqqa meninggal akibat serangan militer Israel di Khan Younis, saat meliput perang di Gaza.
Dia menjadi target, bersama dengan Wael al-Dahdouh—seorang jurnalis Palestina yang kehilangan sebagian besar keluarganya dalam serangan udara Israel baru-baru ini—ketika serangan militer Zionis menargetkan rumah mereka di kawasan kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
Menurut laporan Palestine Chronicle, Sabtu (16/12/2023), pasukan Israel menolak untuk mengizinkan evakuasi Abu Daqqa saat terluka parah, yang menyebabkan kematiannya enam jam kemudian.
Jurnalis lain dan pekerja pertahanan sipil di Gaza juga terkena dampak ketika sebuah rudal Israel menghantam mereka di sekitar Sekolah Perempuan Farhana di Khan Younis.
Ketika al-Dahdouh berhasil mencapai rumah sakit dengan kondisi terluka, Abu Daqqa berada dalam kondisi kritis dan tidak dapat dievakuasi.
Saat al-Dahdouh dirawat di Rumah Sakit Nasser, dia terus berteriak “Samer, Samer”, mengacu pada rekannya Samer Abu Daqqa, yang jenazahnya masih berada di dalam sekolah.
Pasukan Israel menolak untuk mengizinkan evakuasi Abu Daqqa yang terluka parah, yang menyebabkan kematiannya enam jam kemudian.
Gambar video yang diterbitkan oleh Al Jazeera segera setelah berita kematian tersebut menunjukkan ibu Abu Daqqa dan anggota keluarga lainnya berkerumun di sekitar jenazahnya. Mereka dengan panik meneriakkan nama Samer saat jurnalis itu terbaring di tanah setelah meninggal kehabisan darah.
Seorang petugas medis Palestina, dengan seragam medis berlumuran darah, berdiri di tengah kerumunan orang sambil mengumandangkan azan, sementara banyak rekan Abu Daqqa yang menangis tersedu-sedu melihat jenazahnya yang tak bernyawa.
Abu Daqqa meninggal akibat serangan militer Israel di Khan Younis, saat meliput perang di Gaza.
Dia menjadi target, bersama dengan Wael al-Dahdouh—seorang jurnalis Palestina yang kehilangan sebagian besar keluarganya dalam serangan udara Israel baru-baru ini—ketika serangan militer Zionis menargetkan rumah mereka di kawasan kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
Menurut laporan Palestine Chronicle, Sabtu (16/12/2023), pasukan Israel menolak untuk mengizinkan evakuasi Abu Daqqa saat terluka parah, yang menyebabkan kematiannya enam jam kemudian.
Jurnalis lain dan pekerja pertahanan sipil di Gaza juga terkena dampak ketika sebuah rudal Israel menghantam mereka di sekitar Sekolah Perempuan Farhana di Khan Younis.
Ketika al-Dahdouh berhasil mencapai rumah sakit dengan kondisi terluka, Abu Daqqa berada dalam kondisi kritis dan tidak dapat dievakuasi.
Saat al-Dahdouh dirawat di Rumah Sakit Nasser, dia terus berteriak “Samer, Samer”, mengacu pada rekannya Samer Abu Daqqa, yang jenazahnya masih berada di dalam sekolah.
Meninggal Kehabisan Darah
Pasukan Israel menolak untuk mengizinkan evakuasi Abu Daqqa yang terluka parah, yang menyebabkan kematiannya enam jam kemudian.
Gambar video yang diterbitkan oleh Al Jazeera segera setelah berita kematian tersebut menunjukkan ibu Abu Daqqa dan anggota keluarga lainnya berkerumun di sekitar jenazahnya. Mereka dengan panik meneriakkan nama Samer saat jurnalis itu terbaring di tanah setelah meninggal kehabisan darah.
Seorang petugas medis Palestina, dengan seragam medis berlumuran darah, berdiri di tengah kerumunan orang sambil mengumandangkan azan, sementara banyak rekan Abu Daqqa yang menangis tersedu-sedu melihat jenazahnya yang tak bernyawa.