Erdogan: Turki Ingin Hubungan Lebih Baik dengan Israel, Buka Perundingan

Jum'at, 25 Desember 2020 - 22:02 WIB
loading...
Erdogan: Turki Ingin Hubungan Lebih Baik dengan Israel, Buka Perundingan
Presiden Turki Tayyip Erdogan. Foto/REUTERS
A A A
ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan Turki akan suka memiliki hubungan lebih baik dengan Israel .

Meski demikian, Erdogan mengkritik kebijakan Israel pada Palestina yang dianggap tak dapat diterima dan garis merah bagi Turki.

Erdogan mengungkapkan perundingan intelijen antara Turki dan Israel telah dimulai kembali.

Kedua negara telah mengalami perselisihan getir dalam beberapa tahun terakhir, meskipun memiliki hubungan komersial yang kuat. Keduanya bahkan telah saling mengusir duta besar pada 2018. (Baca Juga: Neverland Michael Jackson Terjual Rp313 Miliar pada Miliarder Burkle)

Ankara berulang kali mengutuk pendudukan Israel di Tepi Barat dan perlakuannya terhadap Palestina. (Lihat Infografis: Paku Diduga untuk Menyalib Yesus Ditemukan di Biara Ceko)

Berbicara kepada wartawan setelah salat Jumat di Istanbul, Erdogan mengatakan Turki memiliki masalah dengan "orang-orang di tingkat atas" di Israel. (Lihat Video: Sambut Natal dengan Nyalakan Seribu Lilin di Atambua, NTT)

Menurut Erdogan, hubungan kedua pihak bisa menjadi "sangat berbeda" jika bukan karena masalah itu.

“Kebijakan Palestina adalah garis merah kami. Tidak mungkin bagi kami untuk menerima kebijakan Israel Palestina. Tindakan tanpa ampun mereka di sana tidak bisa diterima,” tegas Erdogan.



"Jika tidak ada masalah di tingkat atas, hubungan kita bisa sangat berbeda. Kami ingin membawa hubungan kami ke titik yang lebih baik," tutur dia.

Turki dan Israel adalah mantan aliansi yang saling mengusir duta besar pada 2018 karena puluhan warga Palestina dibunuh pasukan Israel di perbatasan Gaza.

Di sisi lain, Ankara dan Tel Aviv terus menjalin hubungan dagang.

Pada Agustus, Israel menuduh Turki memberikan paspor kepada selusin anggota Hamas di Istanbul. Menurut Israel, langkah tersebut sangat tidak ramah.

Hamas merebut Gaza dari pasukan Fatah yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada 2007. Hamas telah berperang tiga kali dengan Israel sejak itu.

Turki mengatakan Hamas adalah gerakan politik sah yang dipilih secara demokratis oleh rakyat Palestina.

Israel telah meresmikan hubungan dengan empat negara Muslim tahun ini. Israel menyatakan sedang berupaya menormalisasi hubungan dengan negara Muslim kelima, mungkin di Asia.

Tunisia mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya tidak bermaksud menormalkan hubungan dengan Israel.

Ankara telah mengecam pemulihan hubungan yang ditengahi AS antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko. Erdogan sebelumnya mengancam akan menangguhkan hubungan diplomatik dengan UEA dan menarik utusannya.

Turki juga mengecam keputusan Bahrain meresmikan hubungan dengan Israel yang dianggap pukulan bagi upaya membela perjuangan Palestina.

Warga Palestina telah mengecam kesepakatan yang ditengahi AS itu.

Mesir dan Israel telah menjalin hubungan penuh pada 1979 dan Yordania pada 1994.

Israel akan mengadakan pemilu pada Maret setelah parlemen gagal memenuhi tenggat waktu untuk meloloskan rancangan anggaran.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1596 seconds (0.1#10.140)