UEA Izinkan Vaksin COVID-19 Tanpa Label Halal

Kamis, 24 Desember 2020 - 07:33 WIB
loading...
A A A


Di Malaysia, kehalalan vaksin masih menjadi topik yang paling banyak didiskusikan. Namun, sama seperti di UEA dan Singapura, otoritas Malaysia membolehkan penyuntikan vaksin, sekali pun berasal dari bahan nonhalal. Saat ini, Malaysia telah memesan 6,4 juta dosis vaksin Sputnik V buatan Rusia.

Malaysia telah menghabiskan dana hingga USD500 juta untuk vaksinasi 26,5 juta warganya atau 82,8% dari total populasi. Sebelumnya, Malaysia membeli 12,8 juta dosis vaksin Pfizer dan 6,4 juta dosis AstraZeneca. Penumpukan vaksin COVID-19 ini dimaksudkan untuk menghindari risiko kekurangan pasokan.

"Kami harus mengantisipasi hal itu dan menghindari kekacauan," ujar Menteri Inovasi Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Malaysia Khairy Jamaluddin, dilansir Reuters. Selain akan memesan dari Rusia, Malaysia juga akan memesan vaksin dari China, yakni vaksin buatan Sinovac Biotech Ltd dan CanSino Biologics.

Di Inggris, vaksin Pfizer-BioNTech juga difatwakan Asosiasi Kesehatan Islam Inggris (BIMA) dan tokoh Islam lainnya aman dan boleh digunakan umat muslim. Berdasarkan keterangan Pemerintah Inggris, vaksin itu tidak mengandung komponen hewan. Beberapa kolesterol yang digunakan diproduksi secara sintetis.

"Bagaimana pun, tak ada yang dapat mengklaim vaksin mereka halal, kecuali ada proses sertifikasi dari pihak ketiga," ujar Dr Mohammed Ali Al Sheikh.

Senada dengan Ali, Dr Mohamed Elkafrawy, CEO World Halal Authority, mengatakan pembolehan penggunaan vaksin saat ini masih berdasarkan situasi dan kondisi. (muh shamil)
(poe)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1936 seconds (0.1#10.140)