Buka Sekolah Yahudi, Rabbi Kontroversial Israel Sambangi Dubai
loading...
A
A
A
DUBAI - Media Israel melaporkan Kepala Rabbi Sephardi Israel, Yitzhak Yosef, melakukan perjalanan ke Dubai untuk meresmikan sekolah anak-anak Yahudi. Ia juga secara resmi menyatakan Rabbi Levi Duchman sebagai rabi komunitas Yahudi di Uni Emirat Arab (UEA).
"Selama kunjungan (Kepala Rabbi Yosef), dia akan bertemu dengan pejabat senior Emirat (UEA), meresmikan sekolah (anak-anak) Yahudi yang baru disertifikasi, dan, dalam upacara khusus, menobatkan Rabbi Levi Duchman sebagai rabi komunitas Yahudi Emirat," bunyi pernyataan dari Pusat Komunitas Yahudi Dubai seperti dilansir dari Al Araby, Minggu (20/12/2020).
Media Israel, The Times of Israel, melaporkan bahwa ini adalah kunjungan pertama yang pernah dilakukan oleh seorang kepala rabi ke sebuah negara Arab.
Yosef akan tetap di Dubai sebagai tamu kehormatan Pusat Komunitas Yahudi.
"Kunjungan Kepala Rabbi sama bersejarahnya dengan suatu kehormatan besar bagi kami untuk menjamu dia di sini di Emirates," kata Rabbi Duchman.
"Kami sangat senang untuk menyambutnya saat kami mendedikasikan dan memulai beberapa institusi baru kami, yang sedang dibangun dengan kecepatan dan efisiensi yang membuat UEA menjadi terkenal di dunia," ia menambahkan.
Ada berbagai perkiraan tentang berapa banyak orang Yahudi di UEA. Solly Wolf, seorang pengusaha Yahudi yang berbasis di Dubai, mengatakan kepada Times of Israel pada bulan Juni bahwa ada 1.500, dan sumber lain memberikan angka ratusan.(Baca juga: Israel Panik, Tembaki Ayam Bocah Lebanon yang Melintas Perbatasan )
Hingga tahun 2020, komunitas tersebut relatif tidak menonjolkan diri.
Duchman, yang berasal dari gerakan ortodoks Yahudi Chabad-Lubavitch, menjadi rabi dari Pusat Komunitas Yahudi di Dubai di tengah kontroversi awal tahun ini. Beberapa orang Yahudi menuduhnya melakukan "pengambilalihan dengan perseteruan" atas kepemimpinan komunitas Yahudi UEA.
Selain menginvestasikan Duchman dan meresmikan sekolah anak-anak, Kepala Rabbi Yosef dijadwalkan mengunjungi Sinagoga Beit Tefillah Dubai, mendedikasikan sinagoga lain, dan memeriksa rumah jagal dan restoran halal.
Yosef adalah pemimpin spiritual orang Yahudi Afrika Utara dan Timur Tengah yang berasal dari Israel. Pada 2016, ia sempat membuat pernyataan kontrovesial dengan mengatakan tentara Israel memiliki kewajiban agama untuk membunuh penyerang Palestina. Ia juga mengatakan bahwa non-Yahudi tidak boleh diizinkan untuk hidup di "Tanah Israel" kecuali mereka menerima peran bawahan.(Baca juga: Pakar PBB Dorong Penyelidikan Pembunuhan Remaja Palestina oleh Israel )
Ia kembali membuat gaduh pada 2018 dengan membandingkan orang kulit hitam dengan monyet. Pernyataan ini dikecam oleh Anti-Defamation League, sebuah kelompok advokasi Yahudi AS yang besar.
UEA dan Israel mengumumkan bahwa mereka menormalisasi hubungan pada Agustus lalu, di tengah kecaman dari Palestina, yang menunjukkan bahwa UEA menawarkan hubungan diplomatik dan budaya yang normal dengan Israel sementara Israel secara ilegal menduduki tanah Palestina di Tepi Barat dan mengepung Jalur Gaza.
Bahrain, Sudan, dan Maroko juga telah menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020, di bawah tekanan berat dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Survei opini publik di dunia Arab telah menunjukkan ketidaksetujuan yang luar biasa terhadap kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel.(Baca juga: Palestina Puji Sikap Indonesia Tolak Normalisasi dengan Israel )
"Selama kunjungan (Kepala Rabbi Yosef), dia akan bertemu dengan pejabat senior Emirat (UEA), meresmikan sekolah (anak-anak) Yahudi yang baru disertifikasi, dan, dalam upacara khusus, menobatkan Rabbi Levi Duchman sebagai rabi komunitas Yahudi Emirat," bunyi pernyataan dari Pusat Komunitas Yahudi Dubai seperti dilansir dari Al Araby, Minggu (20/12/2020).
Media Israel, The Times of Israel, melaporkan bahwa ini adalah kunjungan pertama yang pernah dilakukan oleh seorang kepala rabi ke sebuah negara Arab.
Yosef akan tetap di Dubai sebagai tamu kehormatan Pusat Komunitas Yahudi.
"Kunjungan Kepala Rabbi sama bersejarahnya dengan suatu kehormatan besar bagi kami untuk menjamu dia di sini di Emirates," kata Rabbi Duchman.
"Kami sangat senang untuk menyambutnya saat kami mendedikasikan dan memulai beberapa institusi baru kami, yang sedang dibangun dengan kecepatan dan efisiensi yang membuat UEA menjadi terkenal di dunia," ia menambahkan.
Ada berbagai perkiraan tentang berapa banyak orang Yahudi di UEA. Solly Wolf, seorang pengusaha Yahudi yang berbasis di Dubai, mengatakan kepada Times of Israel pada bulan Juni bahwa ada 1.500, dan sumber lain memberikan angka ratusan.(Baca juga: Israel Panik, Tembaki Ayam Bocah Lebanon yang Melintas Perbatasan )
Hingga tahun 2020, komunitas tersebut relatif tidak menonjolkan diri.
Duchman, yang berasal dari gerakan ortodoks Yahudi Chabad-Lubavitch, menjadi rabi dari Pusat Komunitas Yahudi di Dubai di tengah kontroversi awal tahun ini. Beberapa orang Yahudi menuduhnya melakukan "pengambilalihan dengan perseteruan" atas kepemimpinan komunitas Yahudi UEA.
Selain menginvestasikan Duchman dan meresmikan sekolah anak-anak, Kepala Rabbi Yosef dijadwalkan mengunjungi Sinagoga Beit Tefillah Dubai, mendedikasikan sinagoga lain, dan memeriksa rumah jagal dan restoran halal.
Yosef adalah pemimpin spiritual orang Yahudi Afrika Utara dan Timur Tengah yang berasal dari Israel. Pada 2016, ia sempat membuat pernyataan kontrovesial dengan mengatakan tentara Israel memiliki kewajiban agama untuk membunuh penyerang Palestina. Ia juga mengatakan bahwa non-Yahudi tidak boleh diizinkan untuk hidup di "Tanah Israel" kecuali mereka menerima peran bawahan.(Baca juga: Pakar PBB Dorong Penyelidikan Pembunuhan Remaja Palestina oleh Israel )
Ia kembali membuat gaduh pada 2018 dengan membandingkan orang kulit hitam dengan monyet. Pernyataan ini dikecam oleh Anti-Defamation League, sebuah kelompok advokasi Yahudi AS yang besar.
UEA dan Israel mengumumkan bahwa mereka menormalisasi hubungan pada Agustus lalu, di tengah kecaman dari Palestina, yang menunjukkan bahwa UEA menawarkan hubungan diplomatik dan budaya yang normal dengan Israel sementara Israel secara ilegal menduduki tanah Palestina di Tepi Barat dan mengepung Jalur Gaza.
Bahrain, Sudan, dan Maroko juga telah menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020, di bawah tekanan berat dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Survei opini publik di dunia Arab telah menunjukkan ketidaksetujuan yang luar biasa terhadap kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel.(Baca juga: Palestina Puji Sikap Indonesia Tolak Normalisasi dengan Israel )
(ber)