Bagaimana Iran Kehilangan Bahrain?
loading...

Mohammad Reza Pahlavi, Shah terakhir Iran, rela melepaskan kendali atas kepulauan Bahrain. Foto/tehrantimes.com
A
A
A
TEHERAN - Mohammad Reza Pahlavi, Shah terakhir Iran, mengisyaratkan kesediaannya melepaskan kendali atas kepulauan Bahrain selama wawancara dengan wartawan India pada tahun 1969.
Dalam wawancara tahun 1969 itu, Shah terakhir Iran menyuarakan dukungannya terhadap pemisahan Bahrain dari Iran, meskipun sebelumnya dia mengklaim kedaulatan atas kepulauan yang kaya minyak itu.
Pengakuan Mohammad Reza Shah atas Bahrain sering dibandingkan dengan penyerahan wilayah yang dilakukan Shah Iran lainnya dari dinasti Qajar dan Pahlavi.
Namun, Bahrain menonjol karena Mohammad Reza adalah Shah pertama yang dengan sukarela, dan tampaknya dengan senang hati, menyerahkannya.
Bahrain telah menjadi bagian dari wilayah Iran setidaknya sejak era Sassanid yang berlangsung selama empat dekade dari tahun 224 M hingga 651 M.
Bahrain dinyatakan sebagai provinsi ke-14 Iran pada tanggal 12 November 1957, dan memiliki dua perwakilan di parlemen Iran.
Sebelumnya, pada awal tahun 1900-an, satu kursi parlemen telah didedikasikan untuk Bahrain. Setahun kemudian, pada tahun 1958, Sheikh Salman bin Hamad Al Khalifa, penguasa Bahrain, berjanji setia kepada Iran.
Secara historis, Bahrain dianggap sebagai bagian dari provinsi Fars sebelum tahun 1957. Selama dinasti Safavid, Bahrain berada di bawah pemerintahan Bushehr, bersama dengan Zubarah (yang terletak di Qatar modern).
Pada tahun 1737, di bawah dinasti Afsharid, Bahrain menjadi bawahan gubernur Fars.
Provinsi tersebut secara resmi tidak ada lagi dengan resolusi yang disetujui majelis rendah parlemen Iran (Majelis Konsultatif Nasional) pada tanggal 14 Mei 1971, dengan 184 suara mendukung dan 4 suara menentang.
Dalam wawancara tahun 1969 itu, Shah terakhir Iran menyuarakan dukungannya terhadap pemisahan Bahrain dari Iran, meskipun sebelumnya dia mengklaim kedaulatan atas kepulauan yang kaya minyak itu.
Pengakuan Mohammad Reza Shah atas Bahrain sering dibandingkan dengan penyerahan wilayah yang dilakukan Shah Iran lainnya dari dinasti Qajar dan Pahlavi.
Namun, Bahrain menonjol karena Mohammad Reza adalah Shah pertama yang dengan sukarela, dan tampaknya dengan senang hati, menyerahkannya.
Bahrain Secara Historis Bagian Integral dari Iran
Bahrain telah menjadi bagian dari wilayah Iran setidaknya sejak era Sassanid yang berlangsung selama empat dekade dari tahun 224 M hingga 651 M.
Bahrain dinyatakan sebagai provinsi ke-14 Iran pada tanggal 12 November 1957, dan memiliki dua perwakilan di parlemen Iran.
Sebelumnya, pada awal tahun 1900-an, satu kursi parlemen telah didedikasikan untuk Bahrain. Setahun kemudian, pada tahun 1958, Sheikh Salman bin Hamad Al Khalifa, penguasa Bahrain, berjanji setia kepada Iran.
Secara historis, Bahrain dianggap sebagai bagian dari provinsi Fars sebelum tahun 1957. Selama dinasti Safavid, Bahrain berada di bawah pemerintahan Bushehr, bersama dengan Zubarah (yang terletak di Qatar modern).
Pada tahun 1737, di bawah dinasti Afsharid, Bahrain menjadi bawahan gubernur Fars.
Provinsi tersebut secara resmi tidak ada lagi dengan resolusi yang disetujui majelis rendah parlemen Iran (Majelis Konsultatif Nasional) pada tanggal 14 Mei 1971, dengan 184 suara mendukung dan 4 suara menentang.
Lihat Juga :