Setelah Ilmuwan Nuklir, Kini Komandan IRGC Iran Tewas Diserang Drone
loading...
A
A
A
BAGHDAD - Seorang komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran tewas oleh serangan pesawat tak berawak atau drone di perbatasan Irak-Suriahantara Sabtu tengah malam dan Minggu dini hari. Serangan ini terjadi setelah ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh tewas diserang di timur Teheran pada Jumat pagi.
Para pejabat keamanan Irak dan milisi lokal pada hari Senin mengonfirmasi serangan drone yang menargetkan seorang komandan Garda Revolusi Iran. Namun, mereka tidak dapat memastikan identitas sang komandan, yang menurut mereka korban terbunuh bersama tiga pria lainnya yang bepergian dengan mobil bersamanya. (Baca: Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Didesak Serang Haifa Israel )
Dua pejabat keamanan Irak yang berbicara secara terpisah mengatakan mobil yang ditumpangi komandan IRGC itu membawa senjata melintasi perbatasan Irak dan dihantam serangan drone setelah memasuki wilayah Suriah.
(Baca juga : Iran Sebar Foto Empat Tersangka Pembunuhan Fakhrizadeh )
Menurut kedua pejabat tersebut, kelompok paramiliter Irak yang didukung Iran membantu mengambil jenazah-jenazah korban. Namun, kedua pejabat itu tidak merinci waktu pasti kejadian tersebut.
Sumber militer Irak juga mengonfirmasi serangan tersebut. Kantor berita Reuters, dalam laporannya hari Selasa (1/12/2020), tidak dapat memverifikasi secara independen bahwa seorang komandan Iran telah terbunuh.
(Baca juga : Kedubes China Sebut Australia Salah Baca Tweet Gambar Menyinggung )
Israel diketahui melancarkan serangan udara terhadap apa yang disebutnya berbagai sasaran Suriah dan Iran di Suriah pekan lalu. Itu menandakan bahwa rezim Zionis akan mengejar kebijakannya untuk menyerang sasaran Iran di kawasan itu ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersiap untuk meninggalkan kantor Gedung Putih. (Baca juga: Terpeleset, Presiden Terpilih AS Joe Biden Mengalami Patah Tulang Kaki )
Para pejabat Irak khawatir akan terjadi serangan menjelang Presiden terpilih AS Joe Biden menjabat karena ia dipandang kurang konfrontatif dengan Iran daripada pemerintahan Trump.
Milisi Irak yang didukung Iran masih menyimpan dendam atas pembunuhan pemimpin mereka, Abu Mahdi al-Muhandis, yang tewas bersama jenderal top Iran; Qassem Soleimani, oleh serangan drone AS pada Januari lalu. Militer Iran maupun kelompok milisi Irak telah bersumpah akan membalas dendam terhadap AS.
Para pejabat keamanan Irak dan milisi lokal pada hari Senin mengonfirmasi serangan drone yang menargetkan seorang komandan Garda Revolusi Iran. Namun, mereka tidak dapat memastikan identitas sang komandan, yang menurut mereka korban terbunuh bersama tiga pria lainnya yang bepergian dengan mobil bersamanya. (Baca: Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Didesak Serang Haifa Israel )
Dua pejabat keamanan Irak yang berbicara secara terpisah mengatakan mobil yang ditumpangi komandan IRGC itu membawa senjata melintasi perbatasan Irak dan dihantam serangan drone setelah memasuki wilayah Suriah.
(Baca juga : Iran Sebar Foto Empat Tersangka Pembunuhan Fakhrizadeh )
Menurut kedua pejabat tersebut, kelompok paramiliter Irak yang didukung Iran membantu mengambil jenazah-jenazah korban. Namun, kedua pejabat itu tidak merinci waktu pasti kejadian tersebut.
Sumber militer Irak juga mengonfirmasi serangan tersebut. Kantor berita Reuters, dalam laporannya hari Selasa (1/12/2020), tidak dapat memverifikasi secara independen bahwa seorang komandan Iran telah terbunuh.
(Baca juga : Kedubes China Sebut Australia Salah Baca Tweet Gambar Menyinggung )
Israel diketahui melancarkan serangan udara terhadap apa yang disebutnya berbagai sasaran Suriah dan Iran di Suriah pekan lalu. Itu menandakan bahwa rezim Zionis akan mengejar kebijakannya untuk menyerang sasaran Iran di kawasan itu ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersiap untuk meninggalkan kantor Gedung Putih. (Baca juga: Terpeleset, Presiden Terpilih AS Joe Biden Mengalami Patah Tulang Kaki )
Para pejabat Irak khawatir akan terjadi serangan menjelang Presiden terpilih AS Joe Biden menjabat karena ia dipandang kurang konfrontatif dengan Iran daripada pemerintahan Trump.
Milisi Irak yang didukung Iran masih menyimpan dendam atas pembunuhan pemimpin mereka, Abu Mahdi al-Muhandis, yang tewas bersama jenderal top Iran; Qassem Soleimani, oleh serangan drone AS pada Januari lalu. Militer Iran maupun kelompok milisi Irak telah bersumpah akan membalas dendam terhadap AS.
(min)