10 Agresi Militer Terhadap Target Sipil Paling Brutal di Dunia

Minggu, 29 November 2020 - 06:27 WIB
loading...
10 Agresi Militer Terhadap...
Serangan militer menjadi salah satu operasi militer paling banyak dilakukan untuk menguasai sebuah wilayah. Foto/Koran SINDO
A A A
SERANGAN militer menjadi salah satu operasi militer paling banyak dilakukan untuk menguasai sebuah wilayah. Serangan ini biasanya didukung berbagai sumber daya militer berkekuatan penuh . Berikut 10 agresi militer terhadap sasaran sipil paling mencekam di dunia.

1. Pengeboman Rotterdam (14 Mei 1940)

10 Agresi Militer Terhadap Target Sipil Paling Brutal di Dunia


Rotterdam Blitz adalah pengeboman Kota Rotterdam oleh Luftwaffe (angkatan udara Jerman) pada 14 Mei 1940 semasa Perang Dunia II. Tujuan pengeboman ini adalah membantu pasukan Jerman yang sedang bertempur di sana, meredam pemberontakan Belanda, dan memaksa Belanda menyerahkan diri. (Baca: Horor Serangan Senjata Kimia Terdahsyat Sepanjang Masa)

Meski negosiasi sebelumnya memutuskan gencatan senjata, pengeboman tetap berjalan dan menghancurkan hampir seluruh pusat kota Rotterdam, menewaskan sekitar 900 orang, dan membuat 85.000 warga kehilangan tempat tinggal. Setelah pengeboman ini Jerman mengancam akan menghancurkan kota Utrecht apabila pemerintah Belanda tidak mau menyerah. Belanda akhirnya menyerah keesokan paginya.

2. Pembantaian Novgorod (1570)

10 Agresi Militer Terhadap Target Sipil Paling Brutal di Dunia


Pembantaian Novgorod adalah serangan yang dilancarkan oleh oprichnina Tsar pertama Rusia, Tsar Ivan IV (The Terrible) ke Kota Novgorod, pada 1570. Serangan ini mungkin yang paling ganas dan brutal dari oprichnina yang berakibat jatuhnya korban tewas hingga ribuan orang. Oprichnina adalah pasukan khusus rahasia penebar teror yang melakukan represi, eksekusi publik dan pengambilalihan tanah dari para bangsawan Rusia.

3. The Harrying Of The North (1069-1070)

10 Agresi Militer Terhadap Target Sipil Paling Brutal di Dunia
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3683 seconds (0.1#10.140)