Muslim AS Serukan Kongres Investigasi Skandal MuslimPro

Sabtu, 21 November 2020 - 11:53 WIB
loading...
A A A
"Kami secara ketat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional dan hukum warga Amerika," sambungnya.

Biasanya, pemerintah AS memerlukan surat perintah untuk mendapatkan data tersebut, jika tidak tersedia untuk dibeli.

Di antara aplikasi yang ditargetkan adalah aplikasi doa Muslim populer MuslimPro dan aplikasi kencan Muslim, Muslim Mingle.

MuslimPro, yang dijuluki sebagai "aplikasi Muslim paling populer di dunia", telah diunduh setidaknya 95 juta kali di 200 negara, menurut situsnya.

Aplikasi ini mengirimkan pengingat harian untuk waktu sholat dan memungkinkan pengguna untuk menemukan arah ke kiblat untuk sholat.

Menurut Motherboard, MuslimPro telah menjual data penggunanya ke platform pengumpul data lokasi X-Mode, yang kemudian menjualnya kepada kontraktor pihak ketiga yang kemudian memberikannya kepada militer AS.(Baca juga: Mencurigakan, MuslimPro Jual Data Lokasi 100 Juta Muslim ke Militer AS )

Ketua komunitas MuslimPro Zahariah Jupary menepis laporan Motherboard sebagai laporan yang salah dan tidak benar, dalam komentarnya ke Middel East Eye (MEE).

Jupary mengatakan bahwa aplikasi itu memutuskan semua hubungan dengan X-Mode.

"Kami segera memutuskan hubungan kami dengan partner data kami - termasuk dengan X-Mode, yang dimulai empat minggu lalu," kata Jupary kepada MEE.

"Kami akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa pengguna kami menjalankan keyakinan mereka dengan ketenangan pikiran, yang tetap menjadi satu-satunya misi MuslimPro sejak didirikan," imbuhnya.(Baca juga: MuslimPro Bantah Jual Data 100 Juta Pengguna Muslim ke Militer AS )
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1667 seconds (0.1#10.140)