AS Terapkan Sanksi Baru pada Iran, Target Yayasan Terkait Khamenei
loading...
A
A
A
Tindakan keras setahun yang lalu mungkin menjadi kekerasan paling berdarah terhadap pengunjuk rasa di Iran sejak revolusi 1979.
Reuters melaporkan tahun lalu bahwa sekitar 1.500 orang tewas dalam waktu kurang dari dua pekan kerusuhan yang dimulai pada 15 November 2019.
Jumlah korban, yang diberikan kepada Reuters oleh tiga pejabat kementerian dalam negeri Iran, termasuk setidaknya 17 remaja dan sekitar 400 wanita juga. Beberapa personel aparat keamanan dan polisi juga tewas dalam kekerasan itu.
Kementerian Dalam Negeri Iran menyatakan sekitar 225 orang tewas selama protes. Unjuk rasa meletus setelah media pemerintah mengumumkan bahwa harga gas akan naik sebanyak 200% dan pendapatan dari itu akan digunakan untuk membantu keluarga yang membutuhkan.
Lihat Juga: Profil Takeshi Ebisawa, Bos Yakuza yang Akui Bersalah Coba Jual Bahan Senjata Nuklir ke Iran
Reuters melaporkan tahun lalu bahwa sekitar 1.500 orang tewas dalam waktu kurang dari dua pekan kerusuhan yang dimulai pada 15 November 2019.
Jumlah korban, yang diberikan kepada Reuters oleh tiga pejabat kementerian dalam negeri Iran, termasuk setidaknya 17 remaja dan sekitar 400 wanita juga. Beberapa personel aparat keamanan dan polisi juga tewas dalam kekerasan itu.
Kementerian Dalam Negeri Iran menyatakan sekitar 225 orang tewas selama protes. Unjuk rasa meletus setelah media pemerintah mengumumkan bahwa harga gas akan naik sebanyak 200% dan pendapatan dari itu akan digunakan untuk membantu keluarga yang membutuhkan.
Lihat Juga: Profil Takeshi Ebisawa, Bos Yakuza yang Akui Bersalah Coba Jual Bahan Senjata Nuklir ke Iran
(sya)