Erdogan: Pendudukan Armenia di Nagorno-Karabakh Akan Berakhir

Rabu, 11 November 2020 - 20:20 WIB
loading...
A A A
Sementara Azerbaijan merayakan gencatan senjata, ribuan orang di Armenia menuntut pengunduran diri perdana menteri mereka Nikol Pashinyan, yang berkuasa pada 2018 dalam pemberontakan rakyat. Beberapa dari mereka, termasuk tokoh oposisi terkemuka, ditangkap.

Aksi protes ini terjadi sehari setelah beberapa pengunjuk rasa Armenia menyerbu parlemen distrik untuk memprotes kesepakatan gencatan senjata.

Awal pekan ini, Pashinyan menulis di Facebook bahwa keputusan untuk menandatangani perjanjian itu "sulit" dan "menyakitkan", tetapi didasarkan pada pertimbangan militer dan nasihat para ahli.

Pada hari Selasa, dia mengakui bahwa akibat konflik tersebut merupakan kegagalan dan bencana besar bagi negaranya.

Meskipun jumlah pasti korban tewas tidak diketahui, Rusia memperkirakan pada bulan Oktober bahwa hampir 5.000 orang tewas akibat pertempuran di Nagorno Karabakh, termasuk hampir 150 warga sipil di kedua sisi.

Sementara Azerbaijan belum merilis angka korban, Armenia mengatakan bahwa lebih dari 1.220 personel militernya telah tewas.

Sebelum pertempuran terakhir, Nagorno Karabakh, yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, sepenuhnya dikuasai oleh etnis Armenia.

Sebagai bagian dari gencatan senjata, Azerbaijan akan mempertahankan wilayah yang dimilikinya, sedangkan Armenia harus menyerahkan kendali atas beberapa daerah lain pada 1 Desember.

Hampir 2.000 prajurit akan dikerahkan ke Nagorno Karabakh untuk operasi penjaga perdamaian, kata kementerian pertahanan Rusia.(Baca juga: Armenia, Azerbaijan, Rusia Sepakat Akhiri Konflik Nagorno-Karabakh )
(ber)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2149 seconds (0.1#10.140)