Kasus Virus Corona di Arab Saudi Melebihi 35.000
loading...
A
A
A
RIYADH - Jumlah kasus virus corona di Arab Saudi melebihi 35.000 pada Jumat (8/5) saat kerajaan berupaya mengerem peningkatan jumlah infeksi baru.
Para pejabat melaporkan 1.701 kasus baru sehingga totalnya mencapai 35.432. Negara itu mencatat rata-rata terjadi 1.500 kasus baru selama pekan lalu.
Meski terjadi peningkatan jumlah kasus, korban meninggal masih relatif rendah. Jumlah korban meninggal bertambah 10 pada Jumat (8/5) menjadi 229.
“Arab Saudi pada Kamis (7/5) membentuk unit kepolisian khusus untuk memantau pelanggaran aturan lockdown virus corona dan melarang warga berkumpul lebih dari lima orang,” papar laporan kantor berita SPA, mengutip denda besar bagi para pelanggar aturan lockdown.
Denda hingga USD27.000 akan diterapkan pada kelompok lebih dari satu keluarga yang berkumpul di tempat publik dan tempat pribadi, termasuk di rumah, lokasi konstruksi dan toko.
Aturan sama diterapkan untuk pesta, pernikahan dan pemakaman.
Saudi mencatat infeksi pertama virus corona pada 2 Maret, beberapa pekan setelah wabah itu muncul di Asia. (Baca Juga: Bisnis Jepang Buka Lagi Saat Pemerintah Hendak Akhiri Status Darurat)
Para pejabat melaporkan 1.701 kasus baru sehingga totalnya mencapai 35.432. Negara itu mencatat rata-rata terjadi 1.500 kasus baru selama pekan lalu.
Meski terjadi peningkatan jumlah kasus, korban meninggal masih relatif rendah. Jumlah korban meninggal bertambah 10 pada Jumat (8/5) menjadi 229.
“Arab Saudi pada Kamis (7/5) membentuk unit kepolisian khusus untuk memantau pelanggaran aturan lockdown virus corona dan melarang warga berkumpul lebih dari lima orang,” papar laporan kantor berita SPA, mengutip denda besar bagi para pelanggar aturan lockdown.
Denda hingga USD27.000 akan diterapkan pada kelompok lebih dari satu keluarga yang berkumpul di tempat publik dan tempat pribadi, termasuk di rumah, lokasi konstruksi dan toko.
Aturan sama diterapkan untuk pesta, pernikahan dan pemakaman.
Saudi mencatat infeksi pertama virus corona pada 2 Maret, beberapa pekan setelah wabah itu muncul di Asia. (Baca Juga: Bisnis Jepang Buka Lagi Saat Pemerintah Hendak Akhiri Status Darurat)
(sya)