Hong Kong, London, dan Paris Kota Paling Ramah untuk Pejalan Kaki

Jum'at, 16 Oktober 2020 - 06:35 WIB
loading...
A A A
Kebutuhan itu kian mendesak menyusul mewabahnya virus corona atau Covid-19 yang menurunkan motivasi masyarakat untuk berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum. Saat ini banyak masyarakat yang memilih menggunakan kendaraan pribadi, baik roda empat ataupun dua, walaupun berjarak puluhan meter.

“Kota-kota di dunia kini dipenuhi kendaraan,” kata Taylor Reich, anggota peneliti ITDP. “Jika kalian ingin melihat buruknya akses jalan kaki, kalian dapat melihatnya di AS di mana tata kotanya dibuat sangat renggang. Trotoarnya bagus, tapi masyarakat mustahil berjalan kaki menuju toko atau sekolah karena terlalu jauh.”

Indianapolis merupakan kota yang dianggap tidak ramah pejalan kaki di AS. Hanya sekitar 4% penduduk yang dapat mengakses fasilitas umum dan rumah sakit dari rumah dengan berjalan kaki, sedangkan menuju taman hanya 9%. Artinya, lebih dari 90% penduduk harus menggunakan kendaraan menuju sekolah. (Baca juga: Jaga Kesehatan Mata, Batasi Anak Main Gadget)

“Para pembuat kebijakan perlu merencanakan tata kota yang lebih baik untuk mendukung kesehatan masyarakat. Salah satunya dengan memadukan penataan permukiman, pertokoan, dan tempat bermain outdoor serta melengkapi jalan raya dengan trotoar lebar, bangku di setiap meter, dan peneduh,” kata Reich.

ITDP menyatakan, meski membutuhkan investasi yang besar, perancangan ulang tata kota bukanlah tugas yang perlu diselesaikan secara instan. Kota-kota di dunia dapat belajar dari Kota Pune di India yang sukses melakukan perubahan dan memprioritaskan jalur pedestrian, pesepeda, serta taman bermain bagi anak-anak.

Hal yang sama juga dilakukan Pemerintah Bogota. Mereka berambisi untuk menciptakan kota yang lebih banyak dipadati ruang publik dibandingkan kendaraan. Saat ini mereka fokus mengutamakan pejalan kaki, pesepeda, dan transportasi umum. Program itu berjalan dengan lancar sejak beberapa tahun terakhir.

“Banyak orang yang berkeinginan untuk berjalan kaki, tapi situasinya di beberapa negara tidak memungkinkan,” ujar Mary Creagh dari Living Streets. (Lihat videonya: Satukan Tekad untuk Memenangkan Perang Melawan Covid-19)

“Padahal, seperti yang diungkapkan ITDP, kota yang ramah pejalan kaki dapat mengurangi obesitas dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat di masa depan,” katanya. (Muh Shamil)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0581 seconds (0.1#10.140)