Twitter Hapus Posting Harapan Trump Meninggal karena Covid-19
loading...
A
A
A
SAN FRACISCO - Twitter menghapus tweet yang mengharapkan kematian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump setelah terinfeksi virus corona baru ( Covid-19 ). Langkah ini memicu kritik bahwa platform media sosial tersebut harus memberlakukan kebijakan yang sama untuk semua orang.
Twitter yang berbasis di San Francisco menarik garis pada komentar pedas terhadap Trump yang menjalani rawat inap akibat infeksi Covid-19 pada hari Jumat. Platform media sosial itu memberi tahu pengguna bahwa mengungkapkan harapan atas kematian siapa pun melanggar kebijakan terhadap perilaku kasar di layanan pesan one-to-many. (Baca: Mantan Staf Obama Mentweet 'Saya Harap Dia Mati' saat Trump Positif Covid-19 )
"Tweet yang menginginkan atau mengharapkan kematian, cedera tubuh yang serius atau penyakit fatal terhadap siapa pun tidak diperbolehkan dan perlu dihapus," kata Twitter dalam sebuah posting.
Pihak Twitter selalu memberikan attached, sebuah tautan ke halaman kebijakan Twitter yang mengatakan tidak mentoleransi konten yang menginginkan, mengharapkan, atau mengungkapkan keinginan seseorang untuk meninggal atau terjangkit penyakit fatal.
Posting pihak Twitter tersebut memicu badai respons dari orang-orang yang berpendapat bahwa Twitter tidak konsisten dalam menegakkan aturannya. (Baca: Jubir Trump Positif Covid-19, Gedung Putih Jadi Cluster Corona )
"Jadi...Anda bermaksud memberi tahu kami bahwa Anda bisa melakukan ini sepanjang waktu?," tulis Anggota Parlemen Partai Demokrat Alexandria Ocasio-Cortez (AOC) dari New York dalam retweet pesan Twitter.
AOC mengeluarkan kritik tersebut karena politisi Partai Republik yang konservatif tanpa henti menggunakan media sosial untuk menyerangnya.
Anggota Parlemen Partai Demokrat lainnya, Rashida Tlaib, juga menagih Twitter untuk setiap posting yang mengancam dirinya. "Ini kacau. Ancaman pembunuhan terhadap kami seharusnya ditanggapi lebih serius," ujar politisi keturunan Palestina tersebut, seperti dikutip AFP, Selasa (6/10/2020).
Twitter menanggapi dengan berjanji untuk lebih adil. (Baca juga: Trump Tinggalkan RS usai Dirawat karena Covid-19, Demokrat Mengecamnya )
"Kami mendengar suara-suara yang merasa bahwa kami menegakkan beberapa kebijakan secara tidak konsisten," kata Twitter.
"Kami setuju bahwa kami harus melakukan yang lebih baik, dan kami bekerja sama di dalam untuk melakukannya."
Rawat inap Trump untuk perawatan akibat infeksi Covid-19 telah menjadi topik hangat di Twitter, di mana para pengguna ingin menunjukkan rekam jejak Trump dalam meremehkan risiko pandemi dan tindakan pencegahan keamanan seperti mengenakan masker.
Twitter yang berbasis di San Francisco menarik garis pada komentar pedas terhadap Trump yang menjalani rawat inap akibat infeksi Covid-19 pada hari Jumat. Platform media sosial itu memberi tahu pengguna bahwa mengungkapkan harapan atas kematian siapa pun melanggar kebijakan terhadap perilaku kasar di layanan pesan one-to-many. (Baca: Mantan Staf Obama Mentweet 'Saya Harap Dia Mati' saat Trump Positif Covid-19 )
"Tweet yang menginginkan atau mengharapkan kematian, cedera tubuh yang serius atau penyakit fatal terhadap siapa pun tidak diperbolehkan dan perlu dihapus," kata Twitter dalam sebuah posting.
Pihak Twitter selalu memberikan attached, sebuah tautan ke halaman kebijakan Twitter yang mengatakan tidak mentoleransi konten yang menginginkan, mengharapkan, atau mengungkapkan keinginan seseorang untuk meninggal atau terjangkit penyakit fatal.
Posting pihak Twitter tersebut memicu badai respons dari orang-orang yang berpendapat bahwa Twitter tidak konsisten dalam menegakkan aturannya. (Baca: Jubir Trump Positif Covid-19, Gedung Putih Jadi Cluster Corona )
"Jadi...Anda bermaksud memberi tahu kami bahwa Anda bisa melakukan ini sepanjang waktu?," tulis Anggota Parlemen Partai Demokrat Alexandria Ocasio-Cortez (AOC) dari New York dalam retweet pesan Twitter.
AOC mengeluarkan kritik tersebut karena politisi Partai Republik yang konservatif tanpa henti menggunakan media sosial untuk menyerangnya.
Anggota Parlemen Partai Demokrat lainnya, Rashida Tlaib, juga menagih Twitter untuk setiap posting yang mengancam dirinya. "Ini kacau. Ancaman pembunuhan terhadap kami seharusnya ditanggapi lebih serius," ujar politisi keturunan Palestina tersebut, seperti dikutip AFP, Selasa (6/10/2020).
Twitter menanggapi dengan berjanji untuk lebih adil. (Baca juga: Trump Tinggalkan RS usai Dirawat karena Covid-19, Demokrat Mengecamnya )
"Kami mendengar suara-suara yang merasa bahwa kami menegakkan beberapa kebijakan secara tidak konsisten," kata Twitter.
"Kami setuju bahwa kami harus melakukan yang lebih baik, dan kami bekerja sama di dalam untuk melakukannya."
Rawat inap Trump untuk perawatan akibat infeksi Covid-19 telah menjadi topik hangat di Twitter, di mana para pengguna ingin menunjukkan rekam jejak Trump dalam meremehkan risiko pandemi dan tindakan pencegahan keamanan seperti mengenakan masker.
(min)