Menang Gugatan, Maduro Dapatkan Kembali 30 Ton Emas yang Disandera Inggris
loading...
A
A
A
LONDON - Pengadilan banding Inggris telah memenangkan gugatan Presiden Nicolas Maduro dalam pertempuran hukum untuk memulangkan 30 ton emas Venezuela senilai USD1,13 miliar yang disimpan di Bank of England .
Bank of England sebelumnya menolak pemerintah Maduro untuk menarik emas-emasnya yang sangat dibutuhkan oleh negara yang sedang dilanda krisis ekonomi parah dan pandemi virus corona baru (Covid-19). Alasannya, bank itu mengikuti putusan Pengadilan Tinggi Inggris yang mengakui politisi oposisi Juan Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela, bukan Maduro. (Baca: Akui Guaido Presiden Venezuela, Bank Inggris Tolak Maduro Tarik Emas Rp14,8 Triliun )
Pada hari Senin waktu London, Pengadilan Banding Inggris membatalkan putusan Pengadilan Tinggi dengan mengatakan bahwa kasus emas harus dipertimbangkan kembali. Para hakim, yang dipimpin oleh Stephen Males, menemukan bahwa pernyataan pemerintah Inggris tentang Guaido mungkin tidak mencerminkan kenyataan di lapangan. "Jadi, pengakuan London atas Guaido ambigu, atau kurang dari tegas," kata hakim dalam putusan itu, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (6/10/2020).
Tim hukum Maduro bersikeras selama dengar pendapat September lalu bahwa pemimpin terpilih memegang kekuasaan Venezuela secara de facto. Fakta bahwa pemilu memang dimenangkan Maduro, meski Guadio tidak mengakuinya dan menganggapnya sebagai pemilu yang curang.
Bank sentral Venezuela, Banco Central de Venezuela (BCV), yang didukung oleh Maduro, berusaha untuk menarik puluhan ton emas batangan yang disimpan di Bank of England. BCV mengatakan negara membutuhkan dana untuk memerangi wabah virus corona, termasuk pembelian peralatan medis yang diperlukan. (Baca: Rusia: Inggris Rampas 30 Ton Emas Venezuela Senilai Rp14,8 Triliun )
Namun, kubu oposisi mengatakan dana tersebut dapat disalahgunakan dan berusaha memblokir akses emas oleh pemerintah Maduro. Pengadilan Tinggi Inggris memihak Guaido setelah Venezuela menuntut Bank of England karena "menyandera" emasnya, tetapi Caracas akhirnya memenangkan gugatan terhadap putusan Pengadilan Tinggi Inggris pada Juli lalu.
Pengacara dewan BCV Sarosh Zaiwalla mengatakan bahwa putusan Pengadilan Tinggi Inggris telah menyebabkan situasi yang sama sekali tidak realistis. "Hasil dari kasus ini dapat menghadirkan ancaman lebih lanjut terhadap persepsi internasional tentang lembaga-lembaga Inggris yang bebas dari campur tangan politik, serta reputasi Bank of England di luar negeri sebagai tempat penyimpanan yang aman untuk aset negara," katanya.
Lihat Juga: Sudah 107 Tahun Deklarasi Balfour, Cikal Bakal Berdirinya Negara Israel di Tanah Palestina
Bank of England sebelumnya menolak pemerintah Maduro untuk menarik emas-emasnya yang sangat dibutuhkan oleh negara yang sedang dilanda krisis ekonomi parah dan pandemi virus corona baru (Covid-19). Alasannya, bank itu mengikuti putusan Pengadilan Tinggi Inggris yang mengakui politisi oposisi Juan Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela, bukan Maduro. (Baca: Akui Guaido Presiden Venezuela, Bank Inggris Tolak Maduro Tarik Emas Rp14,8 Triliun )
Pada hari Senin waktu London, Pengadilan Banding Inggris membatalkan putusan Pengadilan Tinggi dengan mengatakan bahwa kasus emas harus dipertimbangkan kembali. Para hakim, yang dipimpin oleh Stephen Males, menemukan bahwa pernyataan pemerintah Inggris tentang Guaido mungkin tidak mencerminkan kenyataan di lapangan. "Jadi, pengakuan London atas Guaido ambigu, atau kurang dari tegas," kata hakim dalam putusan itu, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (6/10/2020).
Tim hukum Maduro bersikeras selama dengar pendapat September lalu bahwa pemimpin terpilih memegang kekuasaan Venezuela secara de facto. Fakta bahwa pemilu memang dimenangkan Maduro, meski Guadio tidak mengakuinya dan menganggapnya sebagai pemilu yang curang.
Bank sentral Venezuela, Banco Central de Venezuela (BCV), yang didukung oleh Maduro, berusaha untuk menarik puluhan ton emas batangan yang disimpan di Bank of England. BCV mengatakan negara membutuhkan dana untuk memerangi wabah virus corona, termasuk pembelian peralatan medis yang diperlukan. (Baca: Rusia: Inggris Rampas 30 Ton Emas Venezuela Senilai Rp14,8 Triliun )
Namun, kubu oposisi mengatakan dana tersebut dapat disalahgunakan dan berusaha memblokir akses emas oleh pemerintah Maduro. Pengadilan Tinggi Inggris memihak Guaido setelah Venezuela menuntut Bank of England karena "menyandera" emasnya, tetapi Caracas akhirnya memenangkan gugatan terhadap putusan Pengadilan Tinggi Inggris pada Juli lalu.
Pengacara dewan BCV Sarosh Zaiwalla mengatakan bahwa putusan Pengadilan Tinggi Inggris telah menyebabkan situasi yang sama sekali tidak realistis. "Hasil dari kasus ini dapat menghadirkan ancaman lebih lanjut terhadap persepsi internasional tentang lembaga-lembaga Inggris yang bebas dari campur tangan politik, serta reputasi Bank of England di luar negeri sebagai tempat penyimpanan yang aman untuk aset negara," katanya.
Lihat Juga: Sudah 107 Tahun Deklarasi Balfour, Cikal Bakal Berdirinya Negara Israel di Tanah Palestina
(min)