Perang Saudara Sudan Pecah di Pasar yang Ramai, 54 Tewas, 158 Terluka
loading...

Perang saudara Sudan pecah seluruh Khartoum Raya menewaskan 56 orang, dengan 54 di antaranya di pasar yang ramai. Foto/Free Press Journal
A
A
A
KHARTOUM - Perang saudara di Sudan antara tentara reguler dengan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pecah di sebuah pasar yang ramai di Omdurman, Khartoum Raya, pada hari Sabtu. Sebanyak 54 orang tewas dan 158 lainnya terluka.
Sumber medis dan para aktivis mengatakan penembakan artileri dan serangan udara melanda seluruh Khartoum, dengan total korban tewas sebanyak 56 orang. Ini merupakan pertumpahan darah terbaru dalam perang saudara yang menghancurkan negara tersebut.
Tentara reguler Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) atau Pasukan Dukungan Cepat telah terlibat dalam pertempuran memperebutkan kekuasaan sejak April 2023 yang semakin intensif bulan ini, di mana tentara reguler sedang berjuang untuk merebut kembali kendali ibu kota.
Sumber medis dan Kementerian Kesehatan Sudan mengatakan penembakan RSF menewaskan 54 orang dan melukai 158 orang di pasar yang ramai di Omdurman yang dikuasai tentara reguler. Kondisi itu membuat Rumah Sakit Al-Nao di kota tersebut kewalahan.
"Peluru menghantam di tengah pasar sayur, itu sebabnya korban dan yang terluka begitu banyak," kata seorang korban selamat kepada AFP, Minggu (2/2/2025).
RSF membantah melakukan serangan, yang menurut badan amal medis Prancis Doctors Without Borders (MSF) menyebabkan “pembantaian total".
Di seberang Sungai Nil di Khartoum, dua warga sipil tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan udara di wilayah yang dikuasai RSF, kata Ruang Tanggap Darurat setempat, salah satu dari ratusan kelompok sukarelawan yang mengoordinasikan perawatan darurat di seluruh Sudan.
Meskipun RSF telah menggunakan pesawat nirawak dalam serangan, termasuk pada hari Sabtu, jet tempur Angkatan Bersenjata Sudan mempertahankan monopoli atas serangan udara.
Baik RSF maupun tentara reguler telah berulang kali dituduh menargetkan warga sipil dan menembaki daerah permukiman tanpa pandang bulu selama perang saudara berlangsung.
Sumber medis dan para aktivis mengatakan penembakan artileri dan serangan udara melanda seluruh Khartoum, dengan total korban tewas sebanyak 56 orang. Ini merupakan pertumpahan darah terbaru dalam perang saudara yang menghancurkan negara tersebut.
Tentara reguler Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) atau Pasukan Dukungan Cepat telah terlibat dalam pertempuran memperebutkan kekuasaan sejak April 2023 yang semakin intensif bulan ini, di mana tentara reguler sedang berjuang untuk merebut kembali kendali ibu kota.
Sumber medis dan Kementerian Kesehatan Sudan mengatakan penembakan RSF menewaskan 54 orang dan melukai 158 orang di pasar yang ramai di Omdurman yang dikuasai tentara reguler. Kondisi itu membuat Rumah Sakit Al-Nao di kota tersebut kewalahan.
"Peluru menghantam di tengah pasar sayur, itu sebabnya korban dan yang terluka begitu banyak," kata seorang korban selamat kepada AFP, Minggu (2/2/2025).
RSF membantah melakukan serangan, yang menurut badan amal medis Prancis Doctors Without Borders (MSF) menyebabkan “pembantaian total".
Di seberang Sungai Nil di Khartoum, dua warga sipil tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan udara di wilayah yang dikuasai RSF, kata Ruang Tanggap Darurat setempat, salah satu dari ratusan kelompok sukarelawan yang mengoordinasikan perawatan darurat di seluruh Sudan.
Meskipun RSF telah menggunakan pesawat nirawak dalam serangan, termasuk pada hari Sabtu, jet tempur Angkatan Bersenjata Sudan mempertahankan monopoli atas serangan udara.
Baik RSF maupun tentara reguler telah berulang kali dituduh menargetkan warga sipil dan menembaki daerah permukiman tanpa pandang bulu selama perang saudara berlangsung.
Lihat Juga :