Siapa Joseph Aoun? Presiden Lebanon yang Jadi Kepanjangan Tangan dengan Arab Saudi dan AS
loading...
A
A
A
Selama karier militernya, Aoun dianugerahi lebih dari 15 medali kehormatan militer, termasuk medali perang tiga kali, medali persatuan nasional, medali kehormatan militer, dan medali dalam perang melawan terorisme.
Aoun bukanlah panglima angkatan darat pertama yang menjadi presiden di Lebanon. Negara tersebut sebelumnya telah memilih empat panglima angkatan darat sebagai presiden – Fouad Chehab, Emile Lahoud, Michel Suleiman, dan Michel Aoun.
Kampanye militer tersebut berhasil mengusir para militan dari wilayah Baalbek.
Presiden baru diperkirakan akan menghadapi beberapa tantangan akibat krisis ekonomi dan politik selama bertahun-tahun yang memengaruhi kondisi kehidupan di Lebanon.
Perang Israel baru-baru ini di Lebanon juga meninggalkan kerusakan besar di seluruh negeri yang mengharuskan presiden berupaya untuk mendapatkan hibah dan sumbangan internasional dari negara-negara untuk membantu pembangunan kembali negara tersebut.
Baca Juga: Konspirasi Menghantui Bencana pada Awal 2025
Perjanjian gencatan senjata tersebut bertujuan untuk mengakhiri pertempuran selama lebih dari 14 bulan antara tentara Israel dan kelompok Hizbullah sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober 2023.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Israel diharuskan menarik pasukannya di selatan Garis Biru -- perbatasan de facto -- secara bertahap, sementara tentara Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan dalam waktu 60 hari.
Data dari Kementerian Kesehatan Lebanon menunjukkan bahwa sejak serangan Israel terhadap Lebanon dimulai pada 8 Oktober 2023, sedikitnya 4.063 orang telah tewas, termasuk wanita, anak-anak, dan petugas kesehatan, sementara 16.664 lainnya terluka.
Para analis mengatakan Aoun, yang akan berusia 61 tahun pada hari Jumat dan dianggap sebagai pria yang memiliki "integritas pribadi", bisa menjadi kandidat yang tepat untuk akhirnya menggantikan Michel Aoun – tidak ada hubungan keluarga – yang masa jabatannya sebagai presiden berakhir pada Oktober 2022.
Aoun bukanlah panglima angkatan darat pertama yang menjadi presiden di Lebanon. Negara tersebut sebelumnya telah memilih empat panglima angkatan darat sebagai presiden – Fouad Chehab, Emile Lahoud, Michel Suleiman, dan Michel Aoun.
2. Menghadapi Banyak Tantangan
Di bawah komando Aoun, tentara Lebanon meluncurkan kampanye militer antiteror pada 19 Agustus 2017, yang dikenal sebagai Fajr al-Joroud, terhadap afiliasi ISIS (Daesh) di wilayah perbatasan timur dengan Suriah.Kampanye militer tersebut berhasil mengusir para militan dari wilayah Baalbek.
Presiden baru diperkirakan akan menghadapi beberapa tantangan akibat krisis ekonomi dan politik selama bertahun-tahun yang memengaruhi kondisi kehidupan di Lebanon.
Perang Israel baru-baru ini di Lebanon juga meninggalkan kerusakan besar di seluruh negeri yang mengharuskan presiden berupaya untuk mendapatkan hibah dan sumbangan internasional dari negara-negara untuk membantu pembangunan kembali negara tersebut.
Baca Juga: Konspirasi Menghantui Bencana pada Awal 2025
3. Menjalankan Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel
Melansir Anadolu, Aoun mengawasi pengerahan pasukan di Lebanon selatan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel yang mulai berlaku pada 27 November.Perjanjian gencatan senjata tersebut bertujuan untuk mengakhiri pertempuran selama lebih dari 14 bulan antara tentara Israel dan kelompok Hizbullah sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober 2023.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Israel diharuskan menarik pasukannya di selatan Garis Biru -- perbatasan de facto -- secara bertahap, sementara tentara Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan dalam waktu 60 hari.
Data dari Kementerian Kesehatan Lebanon menunjukkan bahwa sejak serangan Israel terhadap Lebanon dimulai pada 8 Oktober 2023, sedikitnya 4.063 orang telah tewas, termasuk wanita, anak-anak, dan petugas kesehatan, sementara 16.664 lainnya terluka.
4. Kepanjangan Tangan AS dan Arab Saudi
Secara luas dianggap sebagai pilihan utama AS, serta negara adidaya regional Arab Saudi, ia dianggap sebagai pihak yang paling tepat untuk mempertahankan gencatan senjata yang rapuh dan menarik negara tersebut keluar dari keruntuhan finansial.Para analis mengatakan Aoun, yang akan berusia 61 tahun pada hari Jumat dan dianggap sebagai pria yang memiliki "integritas pribadi", bisa menjadi kandidat yang tepat untuk akhirnya menggantikan Michel Aoun – tidak ada hubungan keluarga – yang masa jabatannya sebagai presiden berakhir pada Oktober 2022.