Israel Raya: Fakta, Fiksi, atau Perebutan Kekuasaan Regional

Senin, 16 Desember 2024 - 00:55 WIB
loading...
Israel Raya: Fakta,...
Israel raya antara fakta, fiksi atau perebutan kekuasaan regional. Foto/X
A A A
GAZA - Invasi Israel baru-baru ini ke Jalur Gaza, Lebanon, dan sekarang Suriah tidak hanya meningkatkan ketegangan regional tetapi juga memicu kembali perdebatan tentang ambisi teritorial Israel. Bagaimana ini berhubungan dengan konsep Israel Raya dan mengapa hal ini dibahas lebih menonjol sekarang?

Israel Raya adalah konsep yang berasal dari deskripsi Tanah Israel yang ditampilkan dalam Taurat, teks agama Yahudi kuno.

Berdasarkan deskripsinya, batas-batas Tanah Israel dalam Alkitab – tanah yang dijanjikan kepada orang-orang Yahudi oleh Tuhan, menurut teks-teks agama Yahudi – membentang dari Efrat hingga "sungai di Mesir" (umumnya ditafsirkan sebagai referensi ke Sungai Nil). Wilayah ini tidak hanya mencakup Israel modern, tetapi juga sebagian Lebanon, Suriah, Yordania, dan Irak modern, belum lagi Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Melansir Sputnik News, pada tahun 1967, Gerakan untuk Israel Raya dibentuk di Israel tak lama setelah Israel merebut Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat, Semenanjung Sinai, dan Jalur Gaza selama Perang Enam Hari.



Gerakan yang mempromosikan konsep Israel Raya ini menyerukan agar tanah yang direbut tetap dipertahankan dan diselesaikan dengan pemukiman Yahudi.

Bertahun-tahun kemudian, Menteri Keuangan Israel saat ini, Bezalel Smotrich, menegaskan dalam sebuah wawancara untuk film dokumenter “In Israel: Ministers of Chaos” (dirilis pada tahun 2024) bahwa “masa depan Yerusalem adalah meluas ke Damaskus.”

Pernyataan terbaru Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki akan tetap menjadi bagian dari Israel "selamanya" juga tidak banyak menghilangkan kekhawatiran tentang aspirasi ekspansionis Israel.

Mengingat keadaan yang dijelaskan di atas, tidak mengherankan bahwa sejumlah teori terkait Israel Raya bermunculan.

Salah satu teori tersebut mengklaim bahwa dua garis biru pada bendera Israel merujuk pada Sungai Nil dan Efrat dan melambangkan keinginan Israel untuk memperluas wilayah di antara kedua sungai ini. Tuduhan ini ditolak oleh Israel.

Pada tahun 1990, ketua Organisasi Pembebasan Palestina Yasser Arafat mengklaim bahwa desain koin ten agorot Israel menampilkan peta Israel Raya dan dengan demikian berfungsi sebagai bukti ekspansionisme Zionis. Klaim ini juga ditolak oleh Israel.
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1082 seconds (0.1#10.140)