Desa Warga Druze di Perbatasan Suriah Minta Dicaplok Israel
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Desa Hader di Suriah selatan dilaporkan meminta dimasukkan ke dalam wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menurut Times of Israel.
Media tersebut mengutip video yang belum diverifikasi di mana seorang anggota komunitas Druze menyatakan kekhawatirannya atas masa depan rakyatnya.
Pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad jatuh pekan lalu setelah pasukan oposisi, yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), melancarkan serangan mendadak di seluruh Suriah dan menguasai kota-kota besarnya, termasuk ibu kota Damaskus.
Mantan presiden tersebut telah mengundurkan diri dan mencari suaka bersama keluarganya di Rusia.
Dalam video yang diunggah ke X pada hari Jumat yang dilengkapi teks berbahasa Inggris, seorang penduduk Hader yang mengaku sebagai perwakilan dari masyarakat Druze, kelompok etnoreligius esoteris, mendesak banyak orang mempertimbangkan seperti apa masa depan mereka.
Desa tersebut terletak di dalam zona penyangga antara Israel dan Suriah, yang dimasuki pasukan IDF pekan lalu.
“Jika kami harus memilih, kami akan memilih kejahatan yang lebih ringan,” ungkap dia.
“Dan meskipun dianggap jahat untuk meminta dianeksasi ke Golan (Israel), itu adalah kejahatan yang jauh lebih ringan daripada kejahatan yang akan datang kepada kami,” ujar pria itu.
Dia tampaknya merujuk pada HTS, yang sebelumnya dikenal sebagai front Al Nusra, cabang Al Qaeda di Suriah.
“Kejahatan itu mungkin akan merenggut wanita kami, mungkin akan merenggut anak perempuan kami, mungkin akan merenggut rumah kami,” papar dia, memohon agar Druze Suriah dibebaskan dari “ketidakadilan dan penindasan” yang telah dipaksakan kepada mereka di masa lalu, dan dapat dipaksakan lagi oleh kelompok pemberontak Suriah.
Media tersebut mengutip video yang belum diverifikasi di mana seorang anggota komunitas Druze menyatakan kekhawatirannya atas masa depan rakyatnya.
Pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad jatuh pekan lalu setelah pasukan oposisi, yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), melancarkan serangan mendadak di seluruh Suriah dan menguasai kota-kota besarnya, termasuk ibu kota Damaskus.
Mantan presiden tersebut telah mengundurkan diri dan mencari suaka bersama keluarganya di Rusia.
Dalam video yang diunggah ke X pada hari Jumat yang dilengkapi teks berbahasa Inggris, seorang penduduk Hader yang mengaku sebagai perwakilan dari masyarakat Druze, kelompok etnoreligius esoteris, mendesak banyak orang mempertimbangkan seperti apa masa depan mereka.
Desa tersebut terletak di dalam zona penyangga antara Israel dan Suriah, yang dimasuki pasukan IDF pekan lalu.
“Jika kami harus memilih, kami akan memilih kejahatan yang lebih ringan,” ungkap dia.
“Dan meskipun dianggap jahat untuk meminta dianeksasi ke Golan (Israel), itu adalah kejahatan yang jauh lebih ringan daripada kejahatan yang akan datang kepada kami,” ujar pria itu.
Dia tampaknya merujuk pada HTS, yang sebelumnya dikenal sebagai front Al Nusra, cabang Al Qaeda di Suriah.
“Kejahatan itu mungkin akan merenggut wanita kami, mungkin akan merenggut anak perempuan kami, mungkin akan merenggut rumah kami,” papar dia, memohon agar Druze Suriah dibebaskan dari “ketidakadilan dan penindasan” yang telah dipaksakan kepada mereka di masa lalu, dan dapat dipaksakan lagi oleh kelompok pemberontak Suriah.