Imbas Berlakukan Darurat Militer, Presiden Korsel Yoon Suk-yeol Terancam Dihukum Mati

Jum'at, 06 Desember 2024 - 13:41 WIB
loading...
A A A
Yoon, yang berpotensi dituntut atas pengkhianatan tingkat tinggi, tidak muncul di depan publik sejak mengumumkan pencabutan darurat militer di televisi.

Anggota Parlemen kubu oposisi juga memberikan suara pada Kamis untuk memakzulkan ketua badan audit Korea Selatan dan tiga jaksa senior.

Para jaksa tersebut dituduh melemahkan penyelidikan atas dugaan manipulasi saham yang melibatkan istri Yoon.

Reaksi Negara Tetangga Korea Selatan


Reaksi dari negara-negara tetangga terhadap perkembangan di Korea Selatan beragam. Menteri Luar Negeri China Wang Yi menolak berkomentar, dengan mengatakan bahwa situasi tersebut adalah "urusan dalam negeri" Seoul.

Di sisi lain, pemerintah Jepang mengatakan bahwa mereka memantau situasi di Seoul dengan seksama dan menunjukkan kekhawatiran yang serius.

Kepala Sekretaris Kabinet Korea Selatan Hayashi Yoshimasa mengatakan kepada wartawan pada Kamis bahwa Jepang dan Korea Selatan adalah tetangga penting yang harus bekerja sama dalam menghadapi tantangan global.

"Pemerintah akan membuat keputusan yang tepat mengenai hubungan bilateral yang komprehensif antara kedua negara," imbuh Hayashi, seperti dikutip Euronews, Jumat (6/12/2024).

Deklarasi darurat militer Yoon terjadi hanya beberapa jam setelah pertemuan puncaknya dengan Presiden Kyrgyzstan Sadyr Japarov, yang berada di Seoul untuk kunjungan resmi.

Sementara itu, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dilaporkan membatalkan rencana perjalanannya ke Korea Selatan minggu ini.

Di tengah kekhawatiran atas implikasi deklarasi darurat militer Yoon terhadap demokrasi Korea Selatan, para pejabat telah berusaha untuk meredakan reaksi keras.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1154 seconds (0.1#10.140)