China Sebut Perselisihan dengan AS Bukan Masalah Perebutan Kekuasaan

Senin, 31 Agustus 2020 - 21:06 WIB
loading...
China Sebut Perselisihan dengan AS Bukan Masalah Perebutan Kekuasaan
China mengatakan, perbedaan dengan AS bukan tentang kekuasaan, status atau sistem sosial, melainkan tentang pilihan multilateralisme atau unilateralisme. Foto/REUTERS
A A A
BEIJING - China mengatakan, perbedaandengan Amerika Serikat (AS) bukan tentang kekuasaan, status atau sistem sosial. Tapi, Beijing menyebut ini tentang pilihan multilateralisme atau unilateralisme dan kerja sama saling menguntungkan atau permainan zero-sum.

Permainan zero-sum adalah kondisi yang menggambarkan bahwa jumlah keuntungan dan kerugian dari seluruh peserta dalam sebuah permainan adalah nol. Artinya keuntungan yang dimiliki atau didapatkan oleh seorang pemain berasal dari kerugian yang dialami oleh pemain lainya.

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengatakan posisi China sangat jelas, yaitu bahwa semua negara adalah anggota masyarakat internasional yang setara dan menikmati hak atas pembangunan mereka sendiri. ( Lihat grafis: AS:Tembakkan Rudal Pembunuh Kapal Induk China Makin Guncang LCS )

"Kami mengucapkan selamat kepada AS atas perintisan pembangunannya. Tetapi China juga berhak atas pembangunan dan rakyat China berhak untuk hidup bahagia," ucap Wang Yi dalam sebuah pernyataan.

"Saudara-saudari kita di negara berkembang dan negara berkembang lainnya, termasuk Afrika, merasakan hal yang sama. Itu adalah klaim yang sangat sah dan sangat masuk akal," sambungnya, seperti dilansir Xinhua pada Senin (31/8/2020).

Dia mencatat bahwa China selalu percaya dan mempertahankan bahwa dunia sedang bergerak menuju multi-polaritas dan bahwa hubungan internasional juga membutuhkan demokratisasi. Dunia yang sehat dan stabil, jelas Wang Yi, tidak boleh didikte oleh satu atau dua negara saja. Menurutnya, persamaan kedaulatan negara adalah prinsip fundamental dari Piagam PBB.

"Sebagai kekuatan dunia, AS harus mengambil sikap inklusif terhadap perkembangan negara lain dan menyadari bahwa rakyat negara lain memiliki hak yang sama untuk kehidupan yang lebih baik seperti rakyat Amerika. Jika tujuh miliar orang di dunia ini bisa bergerak menuju modernisasi, itu akan menjadi langkah maju yang besar bagi masyarakat manusia secara keseluruhan." katanya.

( Baca juga: Lindungi Pekerja, Indonesia Mediasi WNI ABK di Kapal UEA dan China )

Diplomat senior China itu menambahkan bahwa AS mungkin enggan melepaskan dominasi globalnya, tetapi gelombang sejarah tidak dapat dihindari. "Kami sangat yakin bahwa hari perkembangan bersama umat manusia akan datang. China tidak pernah menginginkan Perang Dingin baru dengan siapa pun dan di era globalisasi, tidak ada ruang untuk Perang Dingin karena tidak mungkin untuk memecah belah dunia menjadi dua atau tiga faksi," tukasnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0897 seconds (0.1#10.140)