Georgia Kacau, Presiden Ogah Lengser dan PM-nya Tuduh Oposisi Rencanakan Revolusi

Minggu, 01 Desember 2024 - 11:20 WIB
loading...
A A A
Badan intelijen dalam negeri Georgia, Dinas Keamanan Negara, mengatakan "partai politik tertentu" berusaha "menggulingkan pemerintah dengan paksa".

Ribuan pengunjuk rasa berkumpul pada Sabtu malam di Tbilisi, membangun barikade di luar gedung Parlemen di tengah kehadiran besar polisi anti-huru hara, dan media lokal melaporkan protes di kota-kota di seluruh negeri.

Ratusan karyawan di kementerian luar negeri, pertahanan, kehakiman, dan pendidikan Georgia, serta di bank sentral, telah menandatangani surat terbuka yang mengecam keputusan untuk membekukan perundingan aksesi UE.

Perusahaan-perusahaan besar, termasuk bank-bank yang terdaftar di London, TBC Bank dan Bank of Georgia, menyatakan dukungan mereka terhadap aksesi UE, sementara diplomat paling senior Georgia di Italia dan Belanda mengundurkan diri sebagai bentuk protes pada hari Sabtu.

Khvicha Kvaratskhelia, bintang tim sepak bola nasional Georgia, telah berbicara mendukung para pengunjuk rasa.

"Negara saya terluka, rakyat saya terluka, sangat menyakitkan dan emosional untuk menonton video-video yang beredar, hentikan kekerasan dan agresi! Georgia layak mendapatkan Eropa hari ini lebih dari sebelumnya!" tulis Kvaratskhelia di Facebook pada hari Sabtu.

Berdiri di luar gedung Parlemen di ibu kota, tempat bendera UE dan Georgia berkibar berdampingan, pengunjuk rasa Tina Kupreishvili mengatakan bahwa dia ingin Georgia menegakkan komitmen konstitusionalnya untuk bergabung dengan UE.

"Masyarakat Georgia berusaha melindungi konstitusi mereka, berusaha melindungi negara dan negara bagian mereka, dan mereka berusaha memberi tahu pemerintah kami bahwa supremasi hukum berarti segalanya," katanya kepada Reuters, yang dilansir Minggu (1/12/2024).

Penghentian aksesi UE mengakhiri hubungan yang memburuk selama berbulan-bulan antara Partai Impian Georgia—yang telah menghadapi tuduhan kecenderungan otoriter dan pro-Rusia—dan Barat.

Partai tersebut didominasi oleh Bidzina Ivanishvili, mantan perdana menteri miliarder yang semakin mengambil posisi anti-Barat menjelang Pemilu bulan Oktober.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1730 seconds (0.1#10.140)