Georgia Kacau, Presiden Ogah Lengser dan PM-nya Tuduh Oposisi Rencanakan Revolusi

Minggu, 01 Desember 2024 - 11:20 WIB
loading...
Georgia Kacau, Presiden...
Krisis politik telah menyebakan Georgia menjadi kacau. Foto/TASS
A A A
TBILISI - Negara Georgia dilanda kekacauan setelah krisis politik berubah menjadi demo rusuh. Presiden Salome Zourabichvili yang akan berakhir masa jabatannya bulan depan menolak lengser dan menyebut pemerintah yang baru tidak sah.

Krisis politik melanda negara Kaukasus Selatan itu sejak Kamis lalu ketika Partai Georgian Dream (Impian Georgia) milik Perdana Menteri (PM) Irakli Kobakhidze menyatakan telah menghentikan perundingan aksesi Uni Eropa (UE) selama empat tahun ke depan atas apa yang disebutnya sebagai "pemerasan" terhadap Georgia oleh blok Eropa tersebut, yang secara tiba-tiba membalikkan tujuan nasional yang telah lama ada.

Keanggotaan UE sangat populer di Georgia, yang memiliki tujuan untuk bergabung dengan blok tersebut yang diabadikan dalam konstitusinya, dan pembekuan perundingan aksesi yang tiba-tiba telah memicu protes besar di negara pegunungan berpenduduk 3,7 juta orang tersebut.

Baca Juga: Badan Intelijen Rusia Tuding AS Persiapkan Revolusi Warna di Georgia

Dalam sebuah pidato pada hari Sabtu, Presiden Zourabichvili, seorang kritikus pro-UE terhadap Partai Impian Georgia yang kekuasaannya sebagian besar bersifat seremonial, mengatakan Parlemen tidak memiliki hak untuk memilih penggantinya ketika masa jabatannya berakhir pada bulan Desember, dan bahwa dia akan tetap menjabat.

Zourabichvili dan kritikus pemerintah lainnya mengatakan Pemilu pada 26 Oktober, di mana Partai Impian Georgia memenangkan hampir 54 persen suara, telah dicurangi, dan bahwa Parlemen terpilih sekarang tidak sah.

"Tidak ada Parlemen yang sah, dan karenanya, Parlemen yang tidak sah tidak dapat memilih presiden baru. Dengan demikian, tidak ada pelantikan yang dapat dilakukan, dan mandat saya berlanjut hingga Parlemen yang dipilih secara sah terbentuk," katanya.

Sebelumnya, PM Kobakhidze menuduh penentang penghentian aksesi UE merencanakan revolusi, seperti protes Maidan di Ukraina tahun 2014, yang menggulingkan presiden pro-Rusia.

"Beberapa orang menginginkan terulangnya skenario itu di Georgia. Namun, tidak akan ada Maidan di Georgia," kata Kobakhidze.

Kementerian Dalam Negeri negara itu mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka telah menahan 107 orang di Ibu Kota Georgia, Tbilisi, semalam selama protes yang melibatkan demonstran yang membangun barikade di sepanjang Jalan Rustaveli, dan melemparkan kembang api ke polisi anti-huru hara, yang menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Demo Marah pada Erdogan...
Demo Marah pada Erdogan Makin Membesar: Turki Jadi Negara Otoriter atau Demokratis?
Ibarat Ternak, Gangster...
Ibarat Ternak, Gangster China Perbudak 100 Perempuan untuk Diambil Sel Telurnya
Bagaimana Kondisi Rusia...
Bagaimana Kondisi Rusia sebelum Revolusi?
Presiden Saakashvili...
Presiden Saakashvili Pernah Pecat 30.000 Polisi Korup di Georgia, Ini Gaji Mereka
Mengapa Presiden Sementara...
Mengapa Presiden Sementara Korea Selatan Akan Dimakzulkan Kubu Oposisi setelah 2 Pekan Berkuasa?
Donald Trump: Ide Bagus...
Donald Trump: Ide Bagus Bila Kanada Menjadi Negara Bagian ke-51 AS
Aksi May Day, Sejumlah...
Aksi May Day, Sejumlah Pihak Sesalkan Anarkisme di Kantor Gubernur Jateng
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Trump Bakal Dapat Hadiah...
Trump Bakal Dapat Hadiah Pesawat Mewah Boeing 747-8 dari Qatar, Berapa Harganya?
Rekomendasi
Knockdown, Fernando...
Knockdown, Fernando Martinez Habisi Kazuto Ioka, Perpanjang Rekor 18-0
Inovasi Daerah: Menjawab...
Inovasi Daerah: Menjawab Keterbatasan Fiskal dan Disrupsi Global
Beasiswa LPDP Program...
Beasiswa LPDP Program Master ke Irlandia 2025 Dibuka, Simak Syaratnya
Berita Terkini
Badan Mata-mata MI6...
Badan Mata-mata MI6 Inggris Bakal Dipimpin Bos Wanita untuk Pertama Kalinya
Keluarga Kerajaan Qatar...
Keluarga Kerajaan Qatar Akan Memberi Trump Pesawat Supermewah Bak Istana Terbang
Hakim Terkenal Mesir...
Hakim Terkenal Mesir yang Menghukum Mati Ratusan Orang Meninggal akibat Kanker
Jenderal Chaudhry: Pakistan...
Jenderal Chaudhry: Pakistan Serang 26 Target Militer India
Zelensky Siap Berunding...
Zelensky Siap Berunding Langsung dengan Putin untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Ini Jawaban Resmi Militer...
Ini Jawaban Resmi Militer India soal Klaim Jet Tempur Rafale-nya Ditembak Jatuh J-10 Pakistan
Infografis
India Gunakan S-400...
India Gunakan S-400 Rusia dan Drone Israel untuk Lawan Pakistan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved