Iran Sangkal Duta Besarnya untuk PBB Bertemu Elon Musk di New York

Sabtu, 16 November 2024 - 21:30 WIB
loading...
A A A
"Bersedia bernegosiasi berdasarkan kepentingan nasional dan hak-hak yang tidak dapat dicabut, tetapi tidak siap bernegosiasi di bawah tekanan dan intimidasi," tegas Araqchi.

Kembalinya Trump sebagai Presiden AS pada Januari mengacaukan diplomasi nuklir dengan Iran, yang terhenti di era pemerintahan Joe Biden yang akan berakhir setelah berbulan-bulan perundingan tidak langsung.

Selama masa jabatan Trump sebelumnya, Washington membatalkan kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam negara adidaya yang mengekang kerja nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi internasional.

Trump belum sepenuhnya menjelaskan apakah dia akan melanjutkan kebijakan "tekanan maksimum" terhadap Iran saat dia menjabat.

Penarikan diri AS dari pakta nuklir pada tahun 2018 dan penerapan kembali sanksi mendorong Teheran untuk melanggar batasan pengayaan uraniumnya, yang dipandang oleh Barat sebagai upaya terselubung untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir.

Teheran sekarang memperkaya uranium hingga 60% kemurnian fisil, mendekati sekitar 90% yang dibutuhkan untuk bom atom. Teheran mengatakan kegiatan nuklirnya murni untuk tujuan damai.

(sya)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1228 seconds (0.1#10.140)