Kapal Induk Nuklir Prancis Menuju Jepang Sebagai Pesan untuk China
loading...
A
A
A
TOKYO - Kapal induk bertenaga nuklir Charles de Gaulle milik Prancis sedang bersiap menuju Jepang untuk pertama kalinya.
Menurut para pakar, pengiriman kapal itu sebagai pesan yang ditujukan kepada China sebagai musuh, dan juga kepada negara-negara Asia sekutu Barat.
"Pesan di balik pengerahan pasukan Prancis terbaru ini tidak hanya ditujukan pada satu negara, meskipun prioritasnya kemungkinan besar adalah China, tetapi juga negara-negara lain,” kata Garren Mulloy, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Daito Bunka, kepada This Week in Asia, Selasa (12/11/2024).
Awal bulan ini, Kementerian Pertahanan Prancis mengumumkan bahwa kapal induk dan satuan tugasnya termasuk sayap udara dan kapal perang melakukan latihan di Laut Mediterania setelah perbaikan selama empat bulan.
Menurut laporan Naval News pada 1 November, seorang perwira senior Prancis menyatakan bahwa kelompok kapal induk tersebut akan segera memulai misi selama beberapa bulan yang diberi nama Clemenceau 25, yang meliputi wilayah Mediterania timur, Laut Merah, Samudra Hindia, dan Asia Tenggara.
Publikasi tersebut melaporkan bahwa pengerahan kapal Charles de Gaulle dan kelompok tempurnya akan mencakup kunjungan pelabuhan ke Filipina dan Jepang.
Kelompok tempur tersebut diharapkan akan menampilkan kapal induk Charles de Gaulle, sebuah kapal perusak pertahanan udara, dua fregat, sebuah kapal selam serang bertenaga nuklir, dan sebuah kapal logistik.
Sedangkan sayap udaranya kemungkinan akan terdiri dari 24 pesawat tempur Rafale Marine, empat helikopter, dan dua pesawat peringatan dini.
Misi itu kemungkinan akan mencakup latihan gabungan dengan Angkatan Laut India dan latihan bersama beberapa mitra Pasifik, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Australia, dan Jepang.
Pejabat militer Prancis yang tidak disebutkan namanya, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan kepada Naval News bahwa misi tersebut tidak menetapkan "batas apa pun untuk imajinasinya" dan bermaksud untuk "berlatih sejauh dan serealistis mungkin."
Menurut para pakar, pengiriman kapal itu sebagai pesan yang ditujukan kepada China sebagai musuh, dan juga kepada negara-negara Asia sekutu Barat.
"Pesan di balik pengerahan pasukan Prancis terbaru ini tidak hanya ditujukan pada satu negara, meskipun prioritasnya kemungkinan besar adalah China, tetapi juga negara-negara lain,” kata Garren Mulloy, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Daito Bunka, kepada This Week in Asia, Selasa (12/11/2024).
Baca Juga
Awal bulan ini, Kementerian Pertahanan Prancis mengumumkan bahwa kapal induk dan satuan tugasnya termasuk sayap udara dan kapal perang melakukan latihan di Laut Mediterania setelah perbaikan selama empat bulan.
Menurut laporan Naval News pada 1 November, seorang perwira senior Prancis menyatakan bahwa kelompok kapal induk tersebut akan segera memulai misi selama beberapa bulan yang diberi nama Clemenceau 25, yang meliputi wilayah Mediterania timur, Laut Merah, Samudra Hindia, dan Asia Tenggara.
Publikasi tersebut melaporkan bahwa pengerahan kapal Charles de Gaulle dan kelompok tempurnya akan mencakup kunjungan pelabuhan ke Filipina dan Jepang.
Kelompok tempur tersebut diharapkan akan menampilkan kapal induk Charles de Gaulle, sebuah kapal perusak pertahanan udara, dua fregat, sebuah kapal selam serang bertenaga nuklir, dan sebuah kapal logistik.
Sedangkan sayap udaranya kemungkinan akan terdiri dari 24 pesawat tempur Rafale Marine, empat helikopter, dan dua pesawat peringatan dini.
Misi itu kemungkinan akan mencakup latihan gabungan dengan Angkatan Laut India dan latihan bersama beberapa mitra Pasifik, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Australia, dan Jepang.
Pejabat militer Prancis yang tidak disebutkan namanya, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan kepada Naval News bahwa misi tersebut tidak menetapkan "batas apa pun untuk imajinasinya" dan bermaksud untuk "berlatih sejauh dan serealistis mungkin."
(mas)