Serangan Teroris Guncang Turki, 5 Orang Tewas, 22 Luka
loading...
A
A
A
ANKARA - Serangan teroris telah mengguncang Turki pada Rabu, di mana para pelaku menyerang kantor pusat Industri Dirgantara Turki. Lima orang tewas dan 22 lainnya terluka dalam baku tembak setelah serangan tersebut.
Para saksi mengatakan mereka mendengar suara tembakan dan ledakan keras di lokasi serangan di dekat Ankara.
Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya menuding Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang—yang telah melancarkan pemberontakan selama puluhan tahun terhadap pemerintah—sebagai pelaku serangan.
“Proses identifikasi dan pencarian sidik jari masih berlangsung dan kami akan mengatakan organisasi teroris mana yang berada di balik serangan ini," kata Yerlikaya.
"Cara tindakan ini dilakukan kemungkinan besar terkait dengan PKK,” lanjut Yerlikaya, yang mengonfirmasi jumlah korban tewas lima orang dan 22 orang lainnya terluka.
Yerlikaya sebelumnya mengatakan dua penyerang tewas dalam apa yang disebutnya sebagai serangan teroris, seraya menambahkan tiga dari yang terluka berada dalam kondisi kritis.
Penyiar televisi setempat sebelumnya menayangkan rekaman penyerang bersenjata memasuki gedung TUSAS.
“Dua teroris berhasil dinetralisir dalam serangan teror di lokasi TUSAS Ankara Kahramankazan. Sayangnya, kami memiliki 3 martir dan 14 orang terluka dalam serangan itu,” kata Yerlikaya, merujuk pada Industri Dirgantara Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, bersama Presiden Rusia Vladimir Putin di sebuah konferensi BRICS di kota Kazan, Rusia, juga menyebutnya sebagai serangan teroris.
Beberapa laporan media setempat mengeklaim telah terjadi serangan bunuh diri dan ada sandera di dalam gedung, meskipun para pejabat belum mengonfirmasi hal ini.
Para saksi mata mengatakan kepada Reuters, Kamis (24/10/2024), bahwa karyawan di dalam gedung dibawa oleh pihak berwenang ke tempat penampungan dan tidak seorang pun diizinkan meninggalkan gedung selama beberapa jam.
Mereka mengatakan ledakan yang mereka dengar mungkin terjadi di pintu keluar yang berbeda saat karyawan meninggalkan kantor.
Penyiar televisi menunjukkan gambar gerbang yang rusak dan rekaman baku tembak di tempat parkir, serta penyerang yang membawa senapan serbu dan ransel saat mereka memasuki gedung. Ambulans dan helikopter kemudian tiba.
TUSAS adalah produsen kedirgantaraan terbesar di Turki, yang saat ini memproduksi pesawat latih, helikopter tempur dan sipil, serta mengembangkan jet tempur pertama dalam negeri negara itu; KAAN.
Dimiliki oleh Yayasan Angkatan Bersenjata Turki dan pemerintah, perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 10.000 orang.
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengutuk serangan itu dan mengatakan aliansi militer akan mendukung sekutunya; Turki.
Delegasi Uni Eropa di Turki juga mengutuk serangan tersebut.
Para saksi mengatakan mereka mendengar suara tembakan dan ledakan keras di lokasi serangan di dekat Ankara.
Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya menuding Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang—yang telah melancarkan pemberontakan selama puluhan tahun terhadap pemerintah—sebagai pelaku serangan.
“Proses identifikasi dan pencarian sidik jari masih berlangsung dan kami akan mengatakan organisasi teroris mana yang berada di balik serangan ini," kata Yerlikaya.
"Cara tindakan ini dilakukan kemungkinan besar terkait dengan PKK,” lanjut Yerlikaya, yang mengonfirmasi jumlah korban tewas lima orang dan 22 orang lainnya terluka.
Yerlikaya sebelumnya mengatakan dua penyerang tewas dalam apa yang disebutnya sebagai serangan teroris, seraya menambahkan tiga dari yang terluka berada dalam kondisi kritis.
Penyiar televisi setempat sebelumnya menayangkan rekaman penyerang bersenjata memasuki gedung TUSAS.
“Dua teroris berhasil dinetralisir dalam serangan teror di lokasi TUSAS Ankara Kahramankazan. Sayangnya, kami memiliki 3 martir dan 14 orang terluka dalam serangan itu,” kata Yerlikaya, merujuk pada Industri Dirgantara Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, bersama Presiden Rusia Vladimir Putin di sebuah konferensi BRICS di kota Kazan, Rusia, juga menyebutnya sebagai serangan teroris.
Beberapa laporan media setempat mengeklaim telah terjadi serangan bunuh diri dan ada sandera di dalam gedung, meskipun para pejabat belum mengonfirmasi hal ini.
Para saksi mata mengatakan kepada Reuters, Kamis (24/10/2024), bahwa karyawan di dalam gedung dibawa oleh pihak berwenang ke tempat penampungan dan tidak seorang pun diizinkan meninggalkan gedung selama beberapa jam.
Mereka mengatakan ledakan yang mereka dengar mungkin terjadi di pintu keluar yang berbeda saat karyawan meninggalkan kantor.
Penyiar televisi menunjukkan gambar gerbang yang rusak dan rekaman baku tembak di tempat parkir, serta penyerang yang membawa senapan serbu dan ransel saat mereka memasuki gedung. Ambulans dan helikopter kemudian tiba.
TUSAS adalah produsen kedirgantaraan terbesar di Turki, yang saat ini memproduksi pesawat latih, helikopter tempur dan sipil, serta mengembangkan jet tempur pertama dalam negeri negara itu; KAAN.
Dimiliki oleh Yayasan Angkatan Bersenjata Turki dan pemerintah, perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 10.000 orang.
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengutuk serangan itu dan mengatakan aliansi militer akan mendukung sekutunya; Turki.
Delegasi Uni Eropa di Turki juga mengutuk serangan tersebut.
(mas)