Meski Para Pemimpinnya Dibunuh, Mengapa Hizbullah dan Hamas Terus Eksis?

Kamis, 24 Oktober 2024 - 13:20 WIB
loading...
A A A
Sejak itu, situasi terus meningkat. Lebih dari setahun telah berlalu sejak perang genosida Israel yang didukung Amerika di Gaza dimulai, yang mengakibatkan syahidnya para pemimpin utama Hamas seperti Saleh al-Arouri, Haniyeh, dan yang terbaru, Sinwar.

Meskipun terjadi serangan militer dan krisis kemanusiaan di Gaza, brigade Al-Qassam terus melawan dan menimbulkan kerugian besar pada pasukan rezim Israel.

Setelah Sinwar mati syahid, seorang perwira militer Israel berpangkat tinggi, seorang brigadir jenderal dari Brigade 401, tewas di Jabalia, sebuah wilayah di Gaza utara tempat pembantaian terjadi setiap hari, termasuk di rumah sakit.

Perwira ini, Ehsan Daxa, adalah salah satu dari banyak perwira Israel yang telah dinetralkan di Gaza. Sementara itu, pertanyaan muncul mengenai operasi darat Israel yang berkepanjangan, karena kelompok perlawanan seperti Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Quds terus menyerang tank dan kendaraan lapis baja Israel.

"Bertentangan dengan janji perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melenyapkan gerakan perlawanan Gaza, Hamas tetap kuat, membangun senjata untuk kemungkinan bertempur selama bertahun-tahun," jelas Bahrani.

Berapa banyak tank dan kendaraan lapis baja Israel yang masih dibom di wilayah pesisir? Apakah para tawanan telah dibebaskan? Netanyahu mendapati dirinya dalam posisi yang memalukan di tengah protes pemukim.

Kelompok perlawanan Palestina, Brigade Al-Qassam, Brigade Al-Quds, dan lainnya membom tank-tank Zionis dalam skala yang belum pernah terlihat sebelumnya, di seluruh Jalur Gaza meskipun telah berulang kali melakukan invasi darat.

Pasukan Israel telah berulang kali terjebak dalam penyergapan, dan Netanyahu berada di bawah tekanan untuk menyatakan kekalahan, sebuah langkah yang tidak dapat ia lakukan. Kemartiran tokoh-tokoh seperti Sinwar memicu perlawanan, dan banyak orang lain siap untuk menggantikannya.

"Jadi rezim telah mengalihkan fokus ke Lebanon tetapi sejarah menunjukkan hal ini mungkin bukan pertanda baik bagi Israel," kata Bahrani.


3. Kekuatan Organisasi Jadi Penentu

Kemartiran Sekretaris Jenderal Hizbullah, Seyyed Hassan Nasrallah, telah semakin memberdayakan pejuang perlawanan Lebanon, yang sekarang terlibat dengan pasukan Israel dengan ketepatan dan keganasan yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1078 seconds (0.1#10.140)