Persenjataan dan Terowongan Bawah Tanah Hizbullah Ancaman Besar bagi Israel
loading...
A
A
A
Mengenai intervensi global untuk menghentikan perang habis-habisan, Alterman mengatakan: "Bagi AS, mengurangi kemampuan Hizbullah bukanlah hal yang buruk."
Tantangannya adalah memastikan bahwa eskalasi ini tidak menjerumuskan seluruh wilayah ke dalam perang.
"AS kemungkinan akan mencoba memberikan tekanan pada Israel minggu depan jika eskalasi tetap dalam parameter yang dapat dikelola."
"Namun, dari sudut pandang Israel, mereka dapat bertindak dengan impunitas relatif minggu ini," paparnya.
"Menjelang akhir pekan, kemungkinan akan ada eskalasi berkelanjutan dalam tindakan Israel, meskipun kecil kemungkinan situasi akan berubah menjadi perang habis-habisan sebelum itu," imbuh dia.
Pada akhirnya, menurut Shapira, situasinya "sederhana."
"Di satu sisi, Anda memiliki organisasi teroris yang siap menghancurkan Israel dan membunuh warga sipilnya, dan di sisi lain, ada Israel yang mencoba mencegahnya," katanya kepada Al Arabiya English.
"Hizbullah dan Iran mengambil alih Lebanon, menyandera penduduknya," imbuh dia.
"Mereka memanfaatkan kondisi negara yang buruk untuk mendapatkan lebih banyak kekuasaan dan mengambil alih sepenuhnya. Israel tidak berperang dengan Lebanon atau penduduk Lebanon, tetapi dengan Hizbullah dan Iran."
“Hizbullah menyerang Israel tanpa alasan pada tanggal 8 Oktober dan sejak saat itu, selama lebih dari 11 bulan, terus meluncurkan rudal dan roket ke Israel setiap hari.”
Tantangannya adalah memastikan bahwa eskalasi ini tidak menjerumuskan seluruh wilayah ke dalam perang.
"AS kemungkinan akan mencoba memberikan tekanan pada Israel minggu depan jika eskalasi tetap dalam parameter yang dapat dikelola."
"Namun, dari sudut pandang Israel, mereka dapat bertindak dengan impunitas relatif minggu ini," paparnya.
"Menjelang akhir pekan, kemungkinan akan ada eskalasi berkelanjutan dalam tindakan Israel, meskipun kecil kemungkinan situasi akan berubah menjadi perang habis-habisan sebelum itu," imbuh dia.
Pada akhirnya, menurut Shapira, situasinya "sederhana."
"Di satu sisi, Anda memiliki organisasi teroris yang siap menghancurkan Israel dan membunuh warga sipilnya, dan di sisi lain, ada Israel yang mencoba mencegahnya," katanya kepada Al Arabiya English.
"Hizbullah dan Iran mengambil alih Lebanon, menyandera penduduknya," imbuh dia.
"Mereka memanfaatkan kondisi negara yang buruk untuk mendapatkan lebih banyak kekuasaan dan mengambil alih sepenuhnya. Israel tidak berperang dengan Lebanon atau penduduk Lebanon, tetapi dengan Hizbullah dan Iran."
“Hizbullah menyerang Israel tanpa alasan pada tanggal 8 Oktober dan sejak saat itu, selama lebih dari 11 bulan, terus meluncurkan rudal dan roket ke Israel setiap hari.”