Diduga Agen Rahasia, Teman Wanita Bos Telegram Durov Angkat Bicara

Sabtu, 07 September 2024 - 08:33 WIB
loading...
A A A
Pendiri Telegram tersebut memiliki paspor Rusia, Prancis, Uni Emirat Arab (UEA), dan St. Kitts dan Nevis.

Dia dilaporkan memberi tahu polisi Prancis yang menahannya bahwa dia akan makan malam dengan Presiden Emmanuel Macron, yang dibantah oleh pemimpin Prancis tersebut.

Durov tidak menyebutkan undangan makan malam tersebut, atau Vavilova, dalam komentar publik pertamanya setelah penangkapan tersebut.

Dalam unggahannya di Telegram dan X pada Kamis, dia menggambarkan tuduhan terhadapnya sebagai "mengejutkan" dan "salah arah" karena menggunakan "hukum dari era pra-ponsel pintar untuk mendakwa seorang CEO atas kejahatan yang dilakukan oleh pihak ketiga pada platform yang dikelolanya."

Pihak berwenang Prancis telah mendakwa Durov dengan belasan pelanggaran, mulai dari penolakan untuk bekerja sama dengan pihak berwenang hingga mengelola platform daring yang diduga digunakan oleh kejahatan terorganisasi untuk tindakan ilegal, seperti perdagangan manusia dan pelecehan seksual anak.

Dia dibebaskan dengan jaminan sebesar 5 juta euro (USD5,5 juta) dan dilarang meninggalkan Prancis sambil menunggu proses persidangan.

Durov dan saudaranya membuat Telegram di Rusia pada tahun 2013. Aplikasi tersebut sejak saat itu telah berkembang hingga hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia dan 10 juta pelanggan berbayar.

Telegram menawarkan enkripsi untuk pesan masuk dan keluar, meningkatkan privasi bagi pengirim dan penerima, dan secara umum menolak memberikan data pengguna atau rekaman obrolan kepada penegak hukum.

Durov mengklaim hal ini telah menarik perhatian yang tidak diinginkan dari badan intelijen di seluruh dunia.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1518 seconds (0.1#10.140)