Pakar Militer: Serangan Rudal Besar-besaran Iran Bakal Bikin Iron Dome Israel Kewalahan
loading...
A
A
A
TEHERAN - Pakar militer Rusia Yuri Lyamin percaya pertahanan Israel akan jebol oleh serangan rudal besar-besaran Iran dan proksi-proksinya. Menurutnya, sistem pertahanan Iron Dome Zionis akan kewalahan dalam situasi seperti itu.
Iran dilaporkan sedang bersiap untuk meluncurkan serangan balas dendam terhadap Israel, yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli lalu.
Lyamin, kepada Sputnik, Kamis (8/8/2024), mengatakan serangan rudal Iran pada bulan April telah mendorong pertahanan udara Israel hingga batas maksimal, meskipun faktanya Teheran tidak menggunakan rudal terbaiknya dan Israel dibantu oleh AS dan sekutu lainnya.
“Serangan serentak yang terkoordinasi dan lebih masif dari Iran, Irak, Yaman, dan Lebanon dapat menembus pertahanan udara dan rudal Israel,” kata Lyamin, yang merupakan peneliti senior di Center for Analysis of Strategies and Technologies.
“Saya tidak berpikir bahwa Israel dapat secara serius meningkatkan kemampuannya di bidang ini sekarang karena begitu sedikit waktu telah berlalu [sejak serangan April].”
Bukan suatu kebetulan, imbuh dia, bahwa Amerika Serikat berusaha untuk meningkatkan kemampuan pertahanan rudal Israel dengan mengerahkan aset militer tambahan di wilayah tersebut.
Mengenai kemampuan sistem pertahanan Iron Dome milik Israel yang terkenal, Lyamin mencatat bahwa sistem itu, seperti sistem pertahanan udara lainnya yang ada, tidak menjamin perlindungan 100%.
"Di satu sisi, sistem itu dapat kewalahan oleh peluncuran roket massal," katanya.
"Di sisi lain, pesawat nirawak sulit dideteksi dan pertahanan udara Israel terkadang membiarkan beberapa di antaranya lolos," lanjut dia.
Lyamin juga mengamati bahwa wilayah Israel yang relatif kecil memungkinkan Tel Aviv untuk membuat pertahanan udara berlapis-lapis yang mampu menangkis serangan serius.
"Sisi negatifnya adalah bahwa berbagai instalasi militer, pemerintah, dan industri yang penting terletak relatif berdekatan, yang membuatnya rentan jika pertahanan udara/rudal kewalahan," paparnya.
Iran dilaporkan sedang bersiap untuk meluncurkan serangan balas dendam terhadap Israel, yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli lalu.
Lyamin, kepada Sputnik, Kamis (8/8/2024), mengatakan serangan rudal Iran pada bulan April telah mendorong pertahanan udara Israel hingga batas maksimal, meskipun faktanya Teheran tidak menggunakan rudal terbaiknya dan Israel dibantu oleh AS dan sekutu lainnya.
“Serangan serentak yang terkoordinasi dan lebih masif dari Iran, Irak, Yaman, dan Lebanon dapat menembus pertahanan udara dan rudal Israel,” kata Lyamin, yang merupakan peneliti senior di Center for Analysis of Strategies and Technologies.
“Saya tidak berpikir bahwa Israel dapat secara serius meningkatkan kemampuannya di bidang ini sekarang karena begitu sedikit waktu telah berlalu [sejak serangan April].”
Bukan suatu kebetulan, imbuh dia, bahwa Amerika Serikat berusaha untuk meningkatkan kemampuan pertahanan rudal Israel dengan mengerahkan aset militer tambahan di wilayah tersebut.
Mengenai kemampuan sistem pertahanan Iron Dome milik Israel yang terkenal, Lyamin mencatat bahwa sistem itu, seperti sistem pertahanan udara lainnya yang ada, tidak menjamin perlindungan 100%.
"Di satu sisi, sistem itu dapat kewalahan oleh peluncuran roket massal," katanya.
"Di sisi lain, pesawat nirawak sulit dideteksi dan pertahanan udara Israel terkadang membiarkan beberapa di antaranya lolos," lanjut dia.
Lyamin juga mengamati bahwa wilayah Israel yang relatif kecil memungkinkan Tel Aviv untuk membuat pertahanan udara berlapis-lapis yang mampu menangkis serangan serius.
"Sisi negatifnya adalah bahwa berbagai instalasi militer, pemerintah, dan industri yang penting terletak relatif berdekatan, yang membuatnya rentan jika pertahanan udara/rudal kewalahan," paparnya.
(mas)