Pinjaman China Semakin Menjebak Ekonomi Pakistan
loading...
A
A
A
Fokus Produksi Listrik
CPEC juga telah mengalokasikan miliaran dolar untuk pengembangan infrastruktur energi di Pakistan.
Azeem Khalid, pakar investasi China di Pakistan, mengatakan kepada DW bahwa pembangunan pembangkit listrik yang didanai China telah memperburuk kesulitan ekonomi Pakistan.
"Daripada membangun pembangkit listrik milik pemerintah, Pakistan mengizinkan perusahaan-perusahaan China untuk beroperasi sebagai Produsen Listrik Independen (IPP), yang menyebabkan pembayaran kapasitas terlepas dari produksi. Hal ini pada dasarnya menyebabkan penduduk membayar listrik yang tidak mereka gunakan," kata Khalid.
Terbebani Pinjaman China
Menurut data tahun 2022, Pakistan memiliki utang China senilai USD26,6 miliar, lebih banyak daripada negara lain mana pun di dunia.
Safiya Aftab, ekonom yang berbasis di Islamabad, mengatakan kepada DW bahwa suku bunga pinjaman China tidak lunak dan berkisar sekitar 3,7 persen.
"Pinjaman ini diberikan untuk infrastruktur, yang secara teori seharusnya mulai menghasilkan keuntungan. Menurut saya, masalah utamanya adalah kapasitas penyerapan Pakistan yang buruk. Pemerintah tidak dapat melanjutkan proyek sesuai jadwal," katanya.
Analis Khalid yakin pinjaman ini "sulit untuk dilunasi karena suku bunga yang sangat tinggi, yang melebihi kapasitas pembayaran pemerintah."
"Semakin banyak relaksasi dan perpanjangan yang tersedia, semakin baik bagi Pakistan. China—yang menyadari kesulitan keuangan Pakistan—sering kali memberikan ruang bernapas tetapi terkadang memanfaatkan utang ini untuk kepentingannya," kata Khalid.
CPEC Baik atau Buruk bagi Pakistan?
Para analis mengatakan bahwa pinjaman CPEC awalnya disajikan sebagai opsi termurah untuk pinjaman internasional, tetapi kemudian diketahui bahwa pembayarannya akan jauh lebih mahal daripada yang diharapkan.