Pinjaman China Semakin Menjebak Ekonomi Pakistan

Senin, 05 Agustus 2024 - 16:05 WIB
loading...
A A A
"Perjanjian tersebut, yang sangat menguntungkan China, dinegosiasikan dengan buruk, sehingga proyek tersebut terlalu banyak dijanjikan dan kurang terlaksana. Publik dan media disesatkan oleh menteri perencanaan saat itu dan timnya untuk menggambarkan CPEC sebagai pengubah permainan ekonomi yang signifikan bagi Pakistan dan kawasan tersebut," kata Khalid.

Ekonom Kaiser Bengali berpendapat bahwa mengubah struktur pembayaran utang China "hanya perbaikan sementara, yang juga bergantung pada kemurahan hati dari pihak China, bahkan jika penataan ulang profil dan perpanjangan pinjaman dari China telah membantu Pakistan memenuhi kebutuhan pembiayaan eksternalnya beberapa kali di masa lalu."

"Utang China sangat besar dan pelunasan utang adalah satu-satunya pilihan yang bersifat sementara. Tumpukan utang yang besar itu menghancurkan ekonomi," katanya kepada DW.

"Ini menjadi semakin rumit, berapa lama China akan melunasi utang-utang ini, karena mereka memiliki batas bawah sendiri untuk pinjaman-pinjaman ini dalam proyek-proyek bisnis mereka. Mereka meminjamkan uang ke banyak negara dan tidak ingin membuat preseden dengan menunda dan merundingkan ulang proyek-proyek karena akan memengaruhi kepentingan mereka," imbuh dia.

Islamabad dan Beijing Menepis Kritik


Baik pejabat Pakistan maupun China sering kali menghalau kritik bahwa proyek CPEC telah memperdalam kesengsaraan ekonomi Islamabad dan membingkai skema tersebut sebagai peluang untuk pertumbuhan ekonomi.

Siaran pers dari "Sekretariat CPEC" Kementerian Perencanaan, Pembangunan, dan Inisiatif Khusus Pakistan mengatakan Islamabad bergabung dengan CPEC karena "pengaturan pembiayaan yang menguntungkan" dan bahwa China telah "melangkah maju untuk mendukung pembangunan Pakistan pada saat investasi asing telah mengering."

"CPEC telah memberikan peluang yang sangat besar bagi Pakistan untuk tumbuh secara ekonomi. Negara ini merupakan mesin pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.

Apa pun itu, masalah utang Pakistan tidak akan hilang dalam waktu dekat.

"Pakistan terjebak antara China dan Amerika Serikat [pinjaman IMF], dan Washington telah memperingatkan bahwa pinjaman IMF tidak boleh digunakan untuk membayar utang China yang terus meningkat," kata Bengali.

Ekonom Aftab mengatakan bahwa China akan mengizinkan Pakistan untuk mengubah profil pembayaran utangnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1822 seconds (0.1#10.140)