Apa Dampak Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh bagi Israel?

Sabtu, 03 Agustus 2024 - 11:45 WIB
loading...
A A A
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sering kali merusak pembicaraan gencatan senjata, menurut para kritikus dan ahli.

Mereka menuduh Netanyahu, yang popularitasnya sedang berada pada titik terendah sepanjang masa, tidak ingin mengakhiri perang karena takut hal itu dapat meruntuhkan pemerintahan koalisi sayap kanannya dan memicu pemilihan umum lebih awal.

Namun, Mairav Zonszein, pakar Israel-Palestina untuk International Crisis Group, yakin Netanyahu dapat mencoba menggembar-gemborkan pembunuhan Haniyeh sebagai "kemenangan" bagi Israel, sehingga secara politis lebih memungkinkan baginya untuk menyetujui gencatan senjata.

"Berlawanan dengan intuisi, beberapa pejabat Israel mungkin mengatakan (pembunuhan) ini membawa kita lebih dekat ke gencatan senjata, karena kita memiliki narasi kemenangan sekarang," ujar Zonszein.

Azmi Keshawi, peneliti Crisis Group dan pakar Hamas, yakin Israel harus segera menyetujui kesepakatan jika mereka dapat memanfaatkan momentum pembunuhan Haniyeh.

Banyak warga Israel menyerukan gencatan senjata untuk membebaskan para tawanan di Gaza dan meredakan tekanan terhadap tentara Israel, yang kekurangan peralatan, amunisi, dan pasukan cadangan yang semakin menolak bertugas.

Keshawi menambahkan jika Israel berlarut-larut dalam negosiasi, mereka mungkin menganggap pengganti Haniyeh kurang berkompromi.

“Haniyeh tidak dianggap sebagai garis keras. Dia adalah orang yang mempersatukan dan dia siap berkompromi. Sekarang dengan ketidakhadirannya, (Israel) mungkin perlu berurusan dengan orang garis keras dari (petinggi) Hamas,” ungkap dia kepada Al Jazeera.

“Jika Israel dan AS cerdas, maka mereka akan mengambil citra kemenangan yang mereka cari untuk keluar dari Gaza,” papar dia.

3. Israel Merasa Hebat dan Bebas Bertindak


Serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober dipandang oleh orang Israel dan pakar keamanan sebagai kegagalan besar intelijen Israel.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1326 seconds (0.1#10.140)