Apa Dampak Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh bagi Israel?
loading...
A
A
A
Namun, setiap pembalasan, meskipun terukur, meningkatkan kemungkinan eskalasi lebih lanjut, menurut analis regional kepada Al Jazeera.
Para ahli tidak yakin bagaimana Hamas, yang memerintah Gaza, akan atau dapat menanggapi, mengingat mereka telah terlibat dalam perang selama 10 bulan dengan Israel.
“Serangan terhadap dua ibu kota regional dan penargetan dua pemimpin senior poros perlawanan, jaringan kelompok bersenjata regional yang menentang hegemoni Israel-AS di kawasan tersebut, merupakan eskalasi yang dapat memperluas perang ini ke berbagai front," ungkap Negar Mortazavi, pakar Iran dan peneliti senior di Center for International Policy.
"(Namun) saya tidak berpikir Iran menginginkan eskalasi besar," ungkap dia kepada Al Jazeera. "Mereka menghindarinya pada bulan April ketika mereka melihat serangan Israel terhadap konsulat mereka di Suriah sebagai pelanggaran batas, dan Iran membalas, tetapi dengan cara yang meminimalkan dampak (serangan mereka) untuk menghindari eskalasi besar.”
"Saya memperkirakan situasi serupa akan terjadi lagi kali ini,” papar dia.
Mortazavi merujuk pada serangan Iran pada April ketika negara itu menembakkan rentetan rudal dan pesawat nirawak ke Israel sebagai tanggapan atas serangan udara terhadap gedung konsulat Iran di Suriah, yang menewaskan tujuh orang termasuk dua jenderal Iran.
Otoritas Iran menyalahkan Israel atas serangan itu. Pejabat Iran juga berulang kali mengatakan negara-negara regional diberi peringatan 72 jam sebelum serangan diluncurkan ke Israel.
Pembunuhan Haniyeh, seorang lawan bicara utama Israel dalam negosiasi untuk mengakhiri perang di Gaza, dapat menyabotase atau mempercepat kesepakatan damai, menurut para analis.
Perang Israel yang menghancurkan di Gaza telah menewaskan hampir 40.000 orang, mengusir hampir seluruh populasi yang berjumlah 2,3 juta orang dan menyebabkan apa yang disebut para ahli PBB sebagai kelaparan di daerah kantong itu.
Selama beberapa bulan terakhir, Hamas dan Israel telah terlibat dalam pembicaraan gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri pembunuhan di Gaza dan membebaskan tawanan Israel dengan imbalan ribuan tahanan Palestina, yang berisiko mengalami penyiksaan di penjara-penjara Israel.
Para ahli tidak yakin bagaimana Hamas, yang memerintah Gaza, akan atau dapat menanggapi, mengingat mereka telah terlibat dalam perang selama 10 bulan dengan Israel.
“Serangan terhadap dua ibu kota regional dan penargetan dua pemimpin senior poros perlawanan, jaringan kelompok bersenjata regional yang menentang hegemoni Israel-AS di kawasan tersebut, merupakan eskalasi yang dapat memperluas perang ini ke berbagai front," ungkap Negar Mortazavi, pakar Iran dan peneliti senior di Center for International Policy.
"(Namun) saya tidak berpikir Iran menginginkan eskalasi besar," ungkap dia kepada Al Jazeera. "Mereka menghindarinya pada bulan April ketika mereka melihat serangan Israel terhadap konsulat mereka di Suriah sebagai pelanggaran batas, dan Iran membalas, tetapi dengan cara yang meminimalkan dampak (serangan mereka) untuk menghindari eskalasi besar.”
"Saya memperkirakan situasi serupa akan terjadi lagi kali ini,” papar dia.
Mortazavi merujuk pada serangan Iran pada April ketika negara itu menembakkan rentetan rudal dan pesawat nirawak ke Israel sebagai tanggapan atas serangan udara terhadap gedung konsulat Iran di Suriah, yang menewaskan tujuh orang termasuk dua jenderal Iran.
Otoritas Iran menyalahkan Israel atas serangan itu. Pejabat Iran juga berulang kali mengatakan negara-negara regional diberi peringatan 72 jam sebelum serangan diluncurkan ke Israel.
2. Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza Makin Suram
Pembunuhan Haniyeh, seorang lawan bicara utama Israel dalam negosiasi untuk mengakhiri perang di Gaza, dapat menyabotase atau mempercepat kesepakatan damai, menurut para analis.
Perang Israel yang menghancurkan di Gaza telah menewaskan hampir 40.000 orang, mengusir hampir seluruh populasi yang berjumlah 2,3 juta orang dan menyebabkan apa yang disebut para ahli PBB sebagai kelaparan di daerah kantong itu.
Selama beberapa bulan terakhir, Hamas dan Israel telah terlibat dalam pembicaraan gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri pembunuhan di Gaza dan membebaskan tawanan Israel dengan imbalan ribuan tahanan Palestina, yang berisiko mengalami penyiksaan di penjara-penjara Israel.