Bangladesh Rusuh, Hacker Bobol Situs Kantor PM, Bank Sentral, dan Polisi

Selasa, 23 Juli 2024 - 10:17 WIB
loading...
A A A


Putusan tersebut, yang disampaikan pada hari Minggu, diambil setelah demonstrasi selama berminggu-minggu yang sebagian besar dipimpin oleh mahasiswa.

Ketegangan mencapai puncaknya ketika bentrokan terjadi antara pengunjuk rasa dan kelompok yang diduga terkait dengan Liga Awami, sehingga muncul tuduhan kekerasan berlebihan yang dilakukan polisi terhadap para demonstran, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, Selasa (23/7/2024).

Sebelumnya, pemerintahan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina telah berupaya untuk menghapuskan sistem kuota penerimaan pegawai negeri pada tahun 2018.

Namun, Pengadilan Tinggi menerapkannya kembali pada bulan lalu, sehingga menyulut kembali kemarahan publik dan memicu protes baru.

Sepanjang kerusuhan, pemerintah memberlakukan tindakan ketat, termasuk menerapkan jam malam, pengerahan pasukan militer, dan pemadaman komunikasi yang mengisolasi Bangladesh dari dunia luar.

Muncul laporan tentang polisi yang menggunakan gas air mata, peluru karet, dan granat asap untuk membubarkan pengunjuk rasa, sehingga memperburuk kemarahan masyarakat.

PM Hasina membela sistem kuota dan menyoroti kontribusi para veteran terhadap kemerdekaan negara, apapun afiliasi politik mereka.

Namun, upaya pemerintahnya untuk menampilkan pengunjuk rasa sebagai orang yang tidak patriotik semakin memicu kemarahan di antara para pengunjuk rasa.

Keputusan pemerintah Bangladesh untuk memutus koneksi telepon dan internet berkontribusi pada apa yang disebut sebagai “pemadaman informasi.”
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1404 seconds (0.1#10.140)